Sangat Kesal, Donald Trump: Saya Hampir Saja Bunuh Presiden Suriah Tahun 2017

18 September 2020, 08:47 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. /New York Post

PR BEKASI - Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengatakan ke salah satu kanal berita di Amerika "Fox News" bahwa dia mengakui telah merencanakan pembunuhan presiden Suriah, Bashar al-Assad pada tahun 2017.

Tetapi Menteri Pertahanan yang menjabat saat itu, Jim Mattis menentang operasi yang Donald Trump rencanakan tersebut.

"Saya lebih memilih untuk membunuhnya. Persiapan untuk membunuhnya sudah 100 persen, tinggal eksekusi," kata Donald Trump pada acara pagi Fox & Friends.

"Mattis tidak setuju dan tidak ingin melakukan rencana tersebut. Mattis adalah jenderal yang terlalu dilebih-lebihkan, tapi saya biasa-biasa saja dengan pemikirannya itu," ucap Donald Trump.

Baca Juga: Tunjukan Tren Meningkat, Menperin Optimis Industri Otomotif Meningkat di Semester II 2020

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Now This News, Jumat, 18 September 2020, pernyataan itu mendukung narasi yang beredar di seluruh dunia pada 2018, ketika jurnalis terkenal Washington Post, Bob Woodward menerbitkan bukunya yang berjudul "Fear: Trump in the White House".

Pada 2018 dalam suatu wawancara Donald Trump membantah mentah-mentah semua narasi tentang dirinya yang ingin membunuh presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Itu bahkan tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh saya," ucap Donald Trump kepada wartawan di Oval Office pada 5 September 2018.

Donald Trump tentunya kecewa pada Mattis, karena dia selalu dipuji oleh presiden sebagai "orang hebat", Trump juga memberi kepercayaan kepadanya untuk memimpin Pentagon pada saat itu, sebelum akhirnya Mattis mengundurkan diri pada akhir 2018 dari pekerjaannya sebagai Menteri Pertahanan AS.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’, ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk membunuh Assad setelah presiden Suriah melancarkan serangan menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil pada April 2017.

Pemimpin AS itu mengatakan pasukan Amerika harus "masuk" dan "membunuh" Assad, Woodward melaporkan dalam bukunya.

Mattis adalah wartawan ternama di Amerika karena sempat mengungkap skandal Watergate pada tahun 1970-an yang akhirnya dapat melengserkan presiden AS saat itu Richard Nixon.

Trump mengatakan kepada Fox News dalam sesi tanya jawabnya, dia tidak menyesali keputusannya karena tidak membunuh Assad pada tahun 2017 dengan mengatakan dia "masih baik-baik saja dengan itu".

Baca Juga: Realme 7 dan 7i akan Tersedia di Indonesia 19 September 2020, Simak Harga dan Spesifikasinya

"Saya jelas menganggap dia bukan sebagai orang yang baik, saya punya kesempatan untuk membunuhnya pada saat itu jika saya mau, tapi sekali lagi Mattis menentangnya," kata Trump. "Mattis menentang sebagian besar rencana pembunuhan itu," sambungnya.

Assad telah memerintahkan Suriah selama bertahun-bertahun yang menimbulkan perang saudara yang mengerikan di negara itu dan telah menewaskan ratusan ribu orang.

Rezimnya dituduh melakukan serangkaian kejahatan, termasuk penyiksaan, eksekusi, pemerkosaan, dan penggunaan senjata kimia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Now This is News

Tags

Terkini

Terpopuler