Kabar Gembira, WHO Umumkan Kemungkinan Adanya Vaksin yang Siap Pada Akhir 2020

9 Oktober 2020, 07:18 WIB
Ilustrasi pembuatan vaksin. /Pixabay

PR BEKASI – Dalam penanganan virus Covid-19, para virolog dan saintis dari seluruh dunia terus mengebut pembuatan vaksin. Akan tetapi, pembuatan vaksin mengalami kendala sebab virus Covid-19 tergolong jenis virus yang baru diketahui manusia.

Setelah kurang lebih 9 bulan sejak virus Covid-19 mewabah, pembuatan vaksin kini mulai membuahkan hasil.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan membuat pernyataan bahwa vaksin Covid-19 kemungkinan besar akan siap di akhir tahun 2020 ini.

Baca Juga: Posisi Sekda Jakarta Kosong, Anies Baswedan Buka 'Audisi' Nasional 

Berita gembira ini disampaikan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Menurutnya, untuk memastikan pemerataan vaksin ketika sudah tersedia, diperlukan solidaritas dan komitmen politik dari semua pemimpin.

“Kami membutuhkan vaksin dan ada harapan akhir tahun ini kami dapat memiliki vaksin. Masih ada harapan,” ucap Tedros yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Menurut laporan, sebanyak sembilan vaksin eksperimental sedang dalam proses pengembangan. Fasilitas vaksin global COVAX WHO bertujuan untuk mendistribusikan 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021.

Pertemuan dewan selama dua hari membahas tanggapan global terhadap pandemi. Para dewan telah mendengar seruan dari berbagai negara seperti Jerman, Inggris, dan Australia untuk melakukan reformasi WHO guna mengevaluasi penanganan wabah Covid-19 ini.

Baca Juga: Berbeda Pilihan Politik, Para Lajang di Amerika Serikat Enggan untuk Pacaran 

Tiga panel independen yang meninjau kinerja WHO termasuk Peraturan Kesehatan Internasional 2005 – yang menetapkan pedoman tentang pembatasan perdagangan dan perjalanan yang diberlakukan selama keadaan darurat kesehatan – memberikan pembaruan tentang pekerjaan mereka.

Mantan Perdana Menteri Selandia Baru sekaligus ketua Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi, Helen Clark dan mantan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, juga dilaporkan melakukan pertemuan untuk pertama kali.

“Kami berharap mendapat pelajaran nyata yang bisa kami terapkan dan mencegah hal yang sama terjadi,” kata Tedros.

“Tetapi saya ingin meyakinkan Anda bahwa WHO siap untuk belajar dari ini dan mengubah organisasi ini. Selama transformasi, kami berjanji ini, kami berjanji akan terus berubah secara konstan,” tutur Tedros.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler