Maskapai Thai Airways Dikabarkan Bangkrut, Banting Stir Jualan Odading

13 Oktober 2020, 08:20 WIB
Adonan yang digoreng dan dijual oleh Thai Airways bernama Pa Tong Go yang ramai diperbincangkan di media sosial karena penampilannya yang mirip dengan Odading. /Stuff

PR BEKASI – Berbagai sektor industri di dunia mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 hingga tidak sedikit yang gulung tikar.

Perusahaan besar pun banyak yang mengalami kerugian akibat wabah ini dan tidak terkecuali dengan maskapai penerbangan.

Maskapai penerbangan di berbagai negara melakukan upaya untuk mengembalikan kondisi ekonominya akibat sempat terhentinya penerbangan di seluruh negara akibat pembatasan untuk mencegah penularan COVID-19.

Baca Juga: Antisipasi Terhambatnya Penumpang Kereta Jarak Jauh, PT KAI Berlakukan Rekayasa di Stasiun Gambir

Salah satu maskapai yang saat ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial adalah maskapai Thailand, Thai Airways, yang sedang berjuang menjual makanan di pinggir jalan atau street food.

Dikabarkan bahwa Thai Airways ini sedang berjuang untuk mengumpulkan dana selama pandemi.

Hasilnya memang bagus karena setiap pagi penduduk setempat mengantre untuk membeli makanan yang dijual Thai Airways ini.

“Adonan yang digoreng telah sangat populer, kami dapat mengembangkan bisnis melalui waralaba dan menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh negeri,” ucap Chansin Treenuchagorn, kepala maskapai penerbangan Thai Airways, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Stuff.

Baca Juga: Tanggapi Polemik UU Cipta Kerja, Tsamara Amany: Saya Tak Mau Bersuara Sampai Benar-benar paham

Mereka menjual potongan adonan yang digoreng dan dikenal dengan nama lokal ‘Pa Tong Go’ yang dijual seharga 50 baht atau sekira Rp23.500.

Antrean biasanya dimulai dari pukul 4 pagi dan penduduk setempat rela mengantre untuk menikmati panganan sarapan dan staf penjualan mengatakan bahwa makanan tersebut biasanya sudah habis terjual dalam waktu dua jam.

Thai Airways yang mengalami kebangkrutan akibat utang yang dimiliki ini mengklaim bahwa mereka memperoleh 400.000 baht atau sekira Rp188.204 ribu per hari atau 10 juta baht yang setara Rp4,705 miliar per bulan.

Kepala maskapai mengungkapkan bahwa perusahaan berusaha meningkatkan bisnis katering untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan menyelamatkan diri dari pandemi akibat penutupan perjalanan maskapai internasional di Thailand karena PSBB ketat sejak 22 Maret 2020.

Baca Juga: Jawab Tudingan Gerakkan Massa Demonstrasi, SBY: Hubungan Saya dengan Airlangga, Luhut, atau BIN Baik

Thai Airways telah mencoba berbagai cara untuk menghasilkan uang selama COVID-19, salah satunya membuka restoran bertema pesawat di Bangkok.

Salah satu cara yang berhasil adalah menjual adonan yang digoreng yang merupakan jenis makanan street food ini karena cukup laku.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Stuff

Tags

Terkini

Terpopuler