Meneteskan Air Mata saat Pidato, Kim Jong Un dikabarkan Tertekan karena Gagal Menangani Covid-19

13 Oktober 2020, 20:43 WIB
Momen saat Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meneteskan air mata. /KCTV/The Guardian

PR BEKASI – Kim Jong Un, Presiden Korea Utara menyampaikan pidatonya yang emosional serta meminta maaf kepada Korea Utara atas kegagalannya.

Kim Jong Un menitikkan air mata saat ia melakukan hal yang langka, yaitu meminta maaf, atas kegagalannya memimpin negara melalui masa-masa sulit yang diperburuk oleh virus Corona.

Presiden Korea Utara ini menyampaikan pidatonya di acara parade militer yang diselenggarakan pada akhir pekan kemarin sekaligus menandai ulang tahun ke-75 Partai Buruh yang berkuasa.

Baca Juga: Kim Jong Un Menangis Saat Pidato, Pengamat Politik Sebut Ada Udang Di Balik Batu

Kim melepaskan kaca matanya dan meneteskan air mata. Para analis menyebutkan bahwa hal ini merupakan indikasi meningkatknya tekanan yang terjadi pada rezimnya.

“Orang-orang kami telah menaruh kepercayaan, setinggi langit dan sedalam laut kepada saya, tapi saya telah gagal untuk selalu memenuhi dan memuaskan mereka. Saya menyesal untuk itu,” ucap Kim Jong Un sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian.

Pemimpin Korea Utara ini menyatakan meskipun ia dipercaya memikul tanggung jawab penting untuk memimpin negaranya dengan menjunjung tinggi perjuangan pendahulunya, yakni Kim Il Sung dan Kim Jong Il yang merupakan ayah dan kakeknya.

Baca Juga: Simpang Siur Perjalanan Munculnya 5 Draf Naskah UU Cipta Kerja ke Publik, Versi Ke-5 Sudah Final

Akan tetapi, ia merasa belum bisa membebaskan semua orang dari kesulitan dalam hidup mereka. Ia juga berterima kasih atas kepercayaan yang selama ini diberikan.

Parade yang dilaksanakan di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, menampilkan peluncuran rudal balistik antar benua beserta perangkat keras militer lainnya.

Media menyebutkan bahwa pidato itu dibumbui dengan kata-kata yang tidak menyenangkan seperti ‘tantangan berat’, ‘cobaan yang tak terhitung jumlahnya’, dan ‘bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya’.

Baca Juga: Update Corona Harian, Pasien Sembuh Covid-19 Meningkat Pesat Sebanyak 4.777 Orang

Perdagangan yang dilakukan antara Korea Utara dengan Tiongkok mengalami penurunan akibat penutupan pembatasan dalam mencegah penularan COVID-19.

Masalah internasional lain yang dialami Korea Utara adalah sanksi internasional atas nuklir dan rudal yang diluncurkan Kim serta kerusakan akibat bencana alam menambah kesulitannya dalam memimpin negerinya.

“Penting untuk melihat mengapa dia sampai menitikkan air mata pada kesempatan seperti itu. Di bawah pesannya, orang dapat merasakan bahwa Kim merasakan banyak tekanan pada kepemimpinannya,” ucap Hong Min, Direktur Divisi Korea Utara di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional.

Baca Juga: BUMN Merger 3 Bank Syariah, Erick Thoir Ungkap Tujuan dan Manfaatnya

Terlepas dari kekuatan militer yang dimiliki oleh Korea Utara yang semakin meningkat, Kim menawarkan dukungan kepada orang-orang di seluruh dunia yang menderita akibat COVID-19 serta menyuarakan harapan untuk peningkatan hubungan dengan Korea Selatan.

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan kekecewaan karena Kore Utara terus memprioritaskan pengembangan rudal nuklir dan balistik, sementara perbincangan dengan AS masih menemui jalan buntu.

AS mendesak pihak Pyongyang untuk membicarakan negosiasi berkelanjutan dan substantif untuk mencapai denuklirisasi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler