Pertama dalam Sejarah, Paus Fransiskus Lantik Kardinal Keturunan Afrika-Amerika

- 30 November 2020, 22:09 WIB
Wilton Gregory, pria keturunan Afrika-Amerika Serikat yang baru diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus.
Wilton Gregory, pria keturunan Afrika-Amerika Serikat yang baru diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus. /New York Times/

Sejalan dengan keprihatinan Paus terhadap umat Katolik yang secara historis terpinggirkan, para kardinal baru lainnya yang dilantik berasal dari Rwanda, Brunei, Cile, dan Filipina.

Gregory (72), yang sudah menjadi Katolik Afrika-AS dengan peringkat tertinggi dalam sejarah AS, mengatakan bahwa dia telah berdoa, menulis homili dan surat kepada simpatisan, dan merenungkan peran barunya.

Baca Juga: Tak Ingin Ada Kegaduhan Baru, Fadli Zon Desak Pemerintah Batalkan Calling Visa Israel

"Ini adalah waktu untuk berterima kasih kepada Tuhan atas momen unik dalam hidup saya dan dalam kehidupan gereja di Amerika Serikat," kata Gregory, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Senin, 30 November 2020.

"Saya berharap ini merupakan tanda bagi komunitas Afrika Amerika bahwa Gereja Katolik memiliki penghormatan, rasa hormat, dan penghargaan yang tinggi kepada orang-orang, untuk orang-orang kulit berwarna saya," sambungnya.

Paus sekarang telah menunjuk 57% dari 128 pemilih kardinal, yang sebagian besar berbagi visinya tentang Gereja yang lebih inklusif dan berwawasan ke luar.

Baca Juga: Viral Video Seorang Kakek Dijambret yang Uangnya untuk Beli Kain Kafan, Taqy Malik: Saya Buka Donasi

Sejauh ini, ia telah menunjuk sebanyak 18 kardinal dari sebagian besar negara-negara terpencil yang tidak pernah memiliki satu pun, hampir semuanya dari negara berkembang. Dalam konsistori hari Sabtu, Brunei dan Rwanda memiliki kardinal pertama mereka.

Sementara, Eropa masih memiliki bagian terbesar dari pemilih kardinal, dengan 41 persen, itu turun dari 52 persen pada tahun 2013 ketika Fransiskus menjadi Paus Amerika Latin pertama.

Dengan setiap konsistori, Paus Fransiskus telah meningkatkan kemungkinan bahwa penggantinya akan menjadi orang non-Eropa lainnya, setelah memperkuat Gereja di tempat-tempat di mana masih menjadi minoritas kecil.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah