Beberapa waktu terakhir, perlawanan antara pemerintah dan gerakan rakyat mulai merembet ke media sosial. Kedua pihak sama-sama sadar bahwa media sosial penting untuk menjaring dukungan sebanyak mungkin atas misi mereka.
Sementara, pemerintah Thailand telah memberdayakan banyak akun untuk memborbardir masyarakat dengan pesan pro-pemerintah dan monarki.
Diketahui, akun-akun tersebut juga dikoordinir untuk menyebarkan tagar yang seragam secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan kata lain, @jitarsa_school hanyalah salah satunya dan masih banyak akun lainnya.
Kemudian, akun @jitarsa_school apabila pengikutnya dicek, 80 persen di antaranya adalah akun pro-monarki dan pemerintahan Thailand. Dan, apabila akun-akun itu dicek lebih lanjut tanggal pembuatannya, mayoritas "lahir" di periode yang sama dengan @jitarsa_scholl.
Baca Juga: Soroti Sikap Bima Arya ke Habib Rizieq, Politisi PKS: Apakah Pasien di Bogor Diperlakukan Kaya Gini?
Hal tersebut menandakan upaya Thailand bermain di ranah media sosial bermula pada September lalu.
Beberapa bentuk unggahan yang disebar oleh @jitarsa_school, biasanya berupa foto Maha Vajiralongkorn diikuti dengan berbagai tagar.
Selanjutnya, tagar-tagar itu mulai dari #StopViolatingTheMonarchy, #ProtectTheMonarchy, #WeLoveTheMotherOfTheLand, #WeLoveTheMonarchy hingga #MinionsLoveTheMonarchy.
Sementara, pihak Kerajaan Thailand, hingga berita ini ditulis, belum mau berkomentar. Sejak Juli, mereka menerapkan kebijakan tidak mau berkomentar ke media mengenai situasi di Thailand.
Baca Juga: Gagah di Balik Baju Darth Vader, Aktor Dave Prowse Meninggal Usai Diserang Virus 'Asing' Covid-19