Australia Marah Besar! Majalah Tiongkok Tampilkan Kartun Bengis Tentara yang Bunuh Warga Afghanistan

- 3 Desember 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi bendera Tiongkok dan Australia.
Ilustrasi bendera Tiongkok dan Australia. //PIXABAY/Chickenonline

PR BEKASI - Surat kabar milik negara Tiongkok, The Global Times, kembali memicu ketegangan baru dengan Australia setelah menerbitkan kartun brutal yang membuat emosi tentara Australia.

Penampilan terbaru dari tabloid yang terkenal agresif ini menampilkan seorang anggota Angkatan Pertahanan Australia yang berpose di depan kamera sambil menyeringai dan memegang tanda bertuliskan "hak asasi manusia". Tentara tersebut berdiri di atas tubuh berlumuran darah.

Kartun yang dibuat oleh seniman Liu Rui itu secara terbuka merujuk pada tuduhan baru-baru ini bahwa tentara Australia telah melakukan kejahatan perang, termasuk membunuh 39 warga Afghanistan.

Baca Juga: FPI Hadang Polisi yang Kirimkan Surat Panggilan HRS, Lemhamnas: Polri Tak Boleh Kalah Hadapi Ormas 

Kartun baru itu adalah indikasi terbaru bahwa Tiongkok tidak mundur dalam perseteruannya dengan Australia yang telah berseteru selama beberapa tahun terakhir.

Dalam minggu ini pun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian membagikan gambar yang dimanipulasi di Twitter. Gambar tersebut menunjukkan seorang Prajurit tentara Australia yang memegang pisau di leher seorang anak kecil.

Sejak itu, Tiongkok telah melipatgandakan serangannya, dengan Global Times terus membagikan serangkaian kartun segar dan editorial pedas yang mengkritik Australia.

Pada tanggal 1 Desember 2020, surat kabar tersebut merilis kartun lain yang menampilkan seekor kanguru dalam setelan jas dengan pisau berlumuran darah di sebelahnya oleh seniman Chen Xia, bersama dengan editorial yang membanting Perdana Menteri Scott Morrison dan membela artis di balik twit asli, Wuheqilin.

Baca Juga: Ustaz Maheer Ditangkap Polisi, Habib Husin: Inilah Hukuman Jika Tak Hati-Hati di Media Sosial 

Artikel itu menuntut Morrison dan Pemerintah Australia bertanggung jawab penuh atas memburuknya hubungan dengan Tiongkok dan mengklaim Australia telah melebih-lebihkan dan memutarbalikkan komentar Zhao dan penggunaan kartun atas kejahatan pasukan Australia, yang menyebutnya sebagai "gambar palsu ".

“Yang terpenting Negara Australia harus meminta maaf ke Tiongkok dan ke Afghanistan karena membantai orang-orang tak berdosa,” tulis editorial itu.

“Ia perlu menilai kembali secara serius kerusakan yang terjadi pada optik internasionalnya sendiri yang disebabkan oleh ledakan standar ganda terkait 'kebebasan berbicara' dan 'hak asasi manusia',” sambung editorial Global Times.

Dalam opini yang menyertai gambar terbaru yang ditulis oleh Harian Afghanistan Times dengan pemimpin redaksi Mansoor Faizy, dikatakan bahwa perang kata-kata atas kartun tersebut berarti tragedi yang sebenarnya yaitu pembunuhan warga Afghanistan yang diabaikan.

Baca Juga: Indonesia dalam Kondisi Krisis, Jokowi: Buang Jauh Ego Sektoral, Jangan Berlindung di Balik Otoritas 

"Badai kemarahan meningkat setelah pejabat Tiongkok menolak untuk menghapus unggahan tersebut, lebih baik pejabat Australia meminta maaf kepada Afghanistan atas pembunuhan di luar hukum terhadap warga Afghanistan yang tidak bersalah dengan perang yang tidak manusiawi," tulis Fazy.

“Tentara Australia-lah yang merendahkan citra negara mereka sendiri dengan membunuh orang-orang tak berdosa di Afghanistan. Australia Meminta Tiongkok untuk menghapus unggahan dan unggahan tersebut tidak ada gunanya bagi Australia," ucap Fazy.

“Hal terbaik yang dapat dilakukan Canberra adalah menyelidiki kejahatan perang dengan cara yang paling transparan,” sambungnya.

Baca Juga: Benny Wenda Minta Bantuan Australia untuk Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat, Polri Beri Peringatan 

Aksi terbaru Australia dengan Tiongkok telah memicu terjadinya perseteruan bagi konsumen Australia untuk memboikot produk Tiongkok pada Natal ini.

Pauline Hanson dari One Nation mendesak warga Australia untuk menyerang Tiongkok dengan memboikot sebagai pembalasan atas serangan ekonomi Tiongkok baru-baru ini terhadap Australia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah