China Kembangkan Teknologi Pengatur Cuaca di Tengah Krisis Iklim Global, Haruskah Kita Khawatir?

- 16 Desember 2020, 10:33 WIB
Ilustrasi cuaca.
Ilustrasi cuaca. /Pixabay

Ini adalah salah satu studi pertama yang menunjukkan bahwa Cloud Seeding berfungsi, namun teknologi yang digunakannya sangat kompleks dan sangat memakan biaya. Kita tidak bisa begitu saja menghidupkan dan mematikan hujan seperti sebuah sakelar.

Tapi bagaimana nanti kesuksesan China dalam proyek tersebut tidaklah penting, yang benar-benar menakutkan adalah mengapa mereka berniat untuk meningkatkan program modifikasi cuacanya.

Baca Juga: Menkes Terawan Ingatkan Jajarannya Jangan Coba-coba Melakukan Korupsi Anggaran

Ini bukan hanya sekedar sikap tetapi ada unsur keputusasaan. Krisis iklim di Dunia bukan lagi wacana tetapi sudah di depan mata.

Kekurangan air di seluruh belahan Dunia telah mempengaruhi lebih dari 3 miliar orang. Sekitar 1.5 miliar orang terdampak karena kelangkaan air.

PBB memperkirakan, pada tahun 2030, kelangkaan air akan membuat 700 juta orang mengungsi.

Baca Juga: Beredar Iklan Pre-Order Vaksin, Satgas Penanganan Covid-19 Minta Rumah Sakit Hentikan Promosi

Dan jika statistik yang baru disampaikan tersebut tidak membuat anda khawatir, faktanya saat ini bahwa investor telah mulai menanggapi kelangkaan air dengan serius, contohnya awal bulan ini, water futures mulai diperdagangkan sahamnya di Wall Street untuk pertama kalinya.

Ini tentu saja hanyalah salah satu bagian dari banyak masalah soal iklim yang dihadapi dunia. Sudah lima tahun sejak Kesepakatan Paris, dan seperti yang diperingatkan Greta Thunberg baru-baru ini, "kita masih melaju ke arah yang salah"

Sepuluh tahun terakhir adalah yang terpanas dalam sejarah dan setiap tahunnya, tampaknya telah membawa bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah