Angka Kematian Semakin Tinggi, Raja Swedia Akui Negaranya Gagal Tangani Wabah Covid-19

- 18 Desember 2020, 15:59 WIB
Raja Swedia, Carl Gustaf XVI.
Raja Swedia, Carl Gustaf XVI. /Tgeroyalcentral.uk

PR BEKASI - Raja Swedia mengakui bahwa strategi negaranya untuk mengendalikan wabah Covid-19 telah gagal. Hal tersebut ia ungkapkan pada Kamis, 17 Desember 2020, ketika angka kematian tinggi dibanding negara tetangganya, Nordik.

Raja Carl Gustaf XVI - yang putra dan menantunya dinyatakan positif Covid-19 pada bulan lalu - menyampaikan dampak pandemi Covid-19 melalui saluran TV Natal tahunan kerajaan.

Pernyataan tersebut dinilai sebuah hal yang jarang dilontarkan pihak kerajaan, sebab tugas raja di sana jarang mengintervensi kebijakan pemerintahan.

Baca Juga: Cegah Adanya Jual Beli Vaksin Covid-19, Ganjar Pranowo Instruksikan Hal Ini Kepada Jajarannya

"Saya yakin kami telah gagal. Kami memiliki banyak orang yang telah meninggal dan itu mengerikan. Ini adalah sesuatu yang kita semua derita," kata raja kepada televisi SVT Swedia, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Politico pada Jumat, 18 Desember 2020.

Pernyataan raja tersebut merupakan kutipan dari program yang disiarkan oleh SVT pada hari Rabu lalu, yang dikabarkan akan tayang dalam format lengkap pada 21 Desember 2020 mendatang.

Sementara, taktik penanganan pandemi Cobid-19 di Swedia memicu kontroversial karena, melakukan intervensi rendah pemerintah dan mengandalkan rasa tanggung jawab sipil masyarakat untuk menekan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: FPI Tuntut Pembuktian Mimpi Bertemu Rasulullah, Pengacara Haikal Hassan: Pelapor Tak Mengerti Hukum

Diketahui bahwa Swedia telah melonggarkan aturan pembatasan sosial atau wajib masker, dan mengizinkan sekolah, restoran, dan sebagian besar bisnis buka, serta mengandalkan jarak sosial sukarela dan rekomendasi protokol kebersihan untuk memperlambat penyebaran virus.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Politico


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x