Bungkam Soal Uighur, Koalisi Muslim Amerika Tuduh Negara-negara OKI Takut dengan China

- 19 Desember 2020, 07:39 WIB
Muslim Uighur di Tiongkok.
Muslim Uighur di Tiongkok. /Dancingturtles.org

PR BEKASI - Koalisi komunitas Muslim Amerika Serikat (AS) mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bersuara tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan oleh pemerintah China kepada etnis Uighur. 

Selanjutnya, mereka menuding bahwa negara-negara OKI tersebut takut dengan China lantaran selama ini mereka bungkam.

Seorang sarjana Muslim AS sekaligus aktivis HAM, Omar Sulieman mengatakan bahwa China memiliki cengkraman ekonomi di dunia Muslim, China juga dinilai mampu mengisolasi negara Muslim ke dalam ketakutan.

Baca Juga: 37 Anggota FPI Diduga Pernah Terlibat Terorisme, Pengamat: Pemerintah Harus Telusuri

"Sangat jelas bahwa China memiliki cengkeraman ekonomi di dunia Muslim dan telah mampu mengisolasi setiap negara Muslim ke dalam ketakutan bahkan memberikan basa-basi untuk perjuangan Uighur," kata Omar Sulieman, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al-Araby pada Sabtu, 19 Desember 2020.

OKI yang terdiri dari 57 negara mayoritas Muslim selama ini kerap bersuara terhadap isu-isu seperti konflik Palestina-Israel, India-Pakistan, atau saat ada kabar penindasan terhadap orang Islam.

Namun, organisasi yang bermarkas di Arab Saudi ini belum menyuarakan kekhawatiran atas penahanan satu juta warga Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang, China.

Baca Juga: Buat Resah Para Orang Tua, Ratusan Pelajar yang Diculik Berhasil Diselamatkan Aparat Keamanan

Dalam resolusi Maret 2019 lalu, OKI justru mengatakan pihaknya memuji upaya Republik Rakyat China dalam memberikan perawatan kepada warga Muslim.

Sementara, AS, yang hubungannya dengan China tengah memanas, menyamakan perlakuan terhadap Uighur dengan tindakan Nazi Jerman dan menyuarakan kekecewaan karena OKI belum angkat bicara.

Kritik terhadap China juga datang dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Sementara pemerintah Malaysia memutuskan tidak akan mengekstradisi orang Uighur kembali ke China.

Baca Juga: Tito Karnavian Resah dengan Imbauan 3M: Saya Sering Komplain, Harusnya Ditambah Jadi 4M

Nanun, China membantah membangun kamp konsentrasi. Mereka mengeklaim kamp-kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk warga Uighur dan berupaya mengurangi daya ekstremisme Islam.

Sebelumnya, diberitakan bahwa etnis  Uighur tidak mendapat kebebasan hidup bahkan diperlakukan dengan perlakuan yang dianggap telah melanggar HAM.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah