WHO Gegas Lakukan Pertemuan Terkait Munculnya Varian Baru Covid-19, Ada Apa?

- 24 Desember 2020, 14:24 WIB
Ilustrasi: WHO gegas mengadakan pertemuan dengan anggotanya untuk membahas varian baru Covid-19 pada Rabu, 23 Desember 2020.
Ilustrasi: WHO gegas mengadakan pertemuan dengan anggotanya untuk membahas varian baru Covid-19 pada Rabu, 23 Desember 2020. /Padrinan/PIXABAY

PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan kewaspadaan terkait potensi peningkatan jumlah kasus seiring munculnya varian baru Covid-19.

Varian baru Covid-19 tersebut, diklaim 70 persen lebih cepat menyebar dibanding varian biasanya.

Menyikapi adanya temuan tersebut, WHO telah mengumpulkan anggota-anggotanya pada Rabu, 23 Desember 2020, untuk membahas strategi dalam menangani varian baru Covid-19.

Baca Juga: Jakarta Raih Prestasi Lagi sebagai Kota Peduli HAM, Anies: Kerja Sunyi Itu Kini Terlihat dan Diakui

Dalam pertemuan yang digelar pada Rabu, 23 Desember 2020 kemarin, WHO mengatakan, tujuan pertemuan tersebut yakni untuk mempermudah pembagian informasi terkait varian baru Covid-19.

"Pertemuan ini diagendakan untuk mempermudah pembagian informasi (soal varian baru Covid-19)," kata WHO, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 24 Desember 2020.

Menurut WHO bahwa hal yang bisa mereka anjurkan ke negara-negara anggota saat ini adalah membatasi frukuensi perjalanan. Hal itu setidaknya perlu dilakukan sampai ada kejelasan soal varian baru Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Komitmen Penuhi Harapan Masyarakat, Ini Alur Pendistribusian Bansos di DKI Jakarta

Hingga saat ini, mayoritas negara di Eropa sudah menutup pintu perbatasan mereka untuk pendatang dari Inggris. Hal itu baik yang datang lewat jalur darat seperti kereta atau via penerbangan.

Dalam menjalankan pembatasan tersebut, durasi yang dilakukan beragam yakni, ada yang beberapa hari, ada juga yang sampai Januari. Di Asia, baru Hong Kong, India, dan Singapura yang melakukan penutupan serupa.

Selain menganjurkan negara-negara anggota untuk membatasi perjalanan, WHO juga mengimbau mereka untuk tidak panik.

Baca Juga: Atasi Sejumlah Persoalan di Perbatasan, Wali Kota Bekasi Jalin Kerjasama dengan Bupati Bogor

Dalam keterangannya, WHO mengatakan bahwa munculnya varian baru virus adalah bagian dari evolusi pandemi.

WHO bahkan memuji keberhasilan Inggris mendeteksi varian baru Covid-19 walaupun telat dua bulan.

Secara terpisah, produsen vaksin BioNTech, yang membantu pengembangan vaksin Pfizer, menyatakan bahwa hal senada.

Baca Juga: Menteri Agama Baru Dinilai Masih Muda, Musni Umar Sampaikan Empat Harapan kepada Gus Yaqut

CEO dari BioNTech, Ugur Sahin, berkata bahwa munculnya varian baru virus adalah wajar karena tipe virus Covid-19 bisa bermutasi. Ia pun menyebut ada sembilan mutasi pada virus Covid-19.

Adapun Sahin optimistis vaksin yang ia kembangkan bersama Pfizer akan tetap bisa menangkal varian baru Covid-19.

Sebab karakteristik protein dari varian baru Covid-19 relatif sama dengan varian yang biasa. Walau begitu, ia mengatakan pemeriksaan lebih lanjut tetap dibutuhkan dan ia meminta waktu dua pekan untuk itu.

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, PT KAI Keluarkan Aturan Baru yang Wajib Diperhatikan Bagi Calon Penumpang

"Kami membutuhkan waktu dua pekan untuk menentukan apakah vaksin kami bisa menghentikan varian baru Covid-19," katanya.

"Vaksin Covid-19 mengandung 1.270 asam amino dan hanya 9 di antaranya yang berubah (pada varian baru Covid-19). Berarti, 99 persen protein masih sama." kata Sahin menegaskan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x