RSF Sebut Ada 50 Jurnalis Terbunuh dan 387 Dipenjara Sepanjang 2020

- 29 Desember 2020, 21:26 WIB
Ilustrasi seorang jurnalis tv yang tengah bertugas di lapangan.
Ilustrasi seorang jurnalis tv yang tengah bertugas di lapangan. /PIXABAY

Sebanyak 84 persen dari mereka yang tewas tahun ini sengaja ditargetkan karena pekerjaan mereka. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 63 persen.

"Selama beberapa tahun sekarang, Reporters Without Borders telah mencatat bahwa jurnalis investigasi benar-benar berada di persimpangan negara, atau kartel," kata Pauline Ades-Mevel, Kepala RSF.

Baca Juga: Usai Aa Gym, Kini Syekh Ali Jaber Dinyatakan Positif Covid-19: Mudah-mudahan Bisa Lewati Ujian Ini

Diketahui, Meksiko merupakan negara paling mematikan, dengan ditemukannya delapan jurnalis tewas.

"Hubungan antara pengedar narkoba dan politikus tetap ada, dan jurnalis yang berani meliput ini atau masalah terkait terus menjadi sasaran pembunuhan biadab," kata laporan itu.

Tak satu pun dari pembunuhan di Meksiko yang dihukum, tambah RSF, yang telah mengumpulkan data tahunan tentang kekerasan terhadap jurnalis di seluruh dunia sejak 1995 silam.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut KPK Tahun Ini Lebih Baik, Rocky Gerung: Artinya Kabinet Sekarang Lebih Buruk

Sementara, sebanyak lima jurnalis tewas di Afghanistan yang dilanda perang, lanjutnya, mencatat peningkatan serangan yang ditargetkan terhadap pekerja media dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan ketika pembicaraan damai antara pemerintah dan Taliban sedang berlangsung.

RSF juga menyoroti kasus tokoh oposisi Iran Ruhollah Zam, yang menjalankan saluran media sosial populer dan mengumpulkan penentang rezim. Ia telah dieksekusi beberapa hari lalu.

"Eksekusinya mengkonfirmasi rekor Iran sebagai negara yang secara resmi telah membunuh wartawan paling banyak dalam setengah abad terakhir," katanya.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Asharq Al Awsat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x