PR BEKASI - Libur Akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat di seluruh dunia untuk pergi berlibur bersama keluarga dan teman-teman baik ke dalam negeri maupun luar negeri.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, berbeda lantaran sejumlah negara menerapkan kebijakan berupa pembatasan kepada warganya untuk tidak menghindari potensi terjadinya kerumunan hingga pembatasan penerbangan.
Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat China, mereka tak bisa liburan jalan-jalan ke luar negeri akibat pandemi Covid-19 yang masih mengancam.
Baca Juga: Sedih FPI Dibubarkan, Mardani Ali Sera: Negara Punya Tugas Membina, Bukan Menghabisi Ormas
Ruang gerak perjalanan mereka bahkan dibatasi hanya ke kota terdekat dengan provinsi tempat tinggal mereka.
Diketahui, pandemi Covid-19 telah menciptakan kekhawatiran publik. Seruan agar masyarakat menghindari perjalanan yang tidak perlu digaungkan mulai libur imlek pada pertengahan Februari 2020 lalu.
Jutaan turis China biasanya pelesiran seminggu sebelum tahun baru dan setelah 1 Januari. Situs biro perjalanan yang berkantor pusat di Beijing, Qunar.com mengatakan pemesanan hotel selama tiga hari untuk tahun baru sudah mencapai 1.8 juta kali pemesanan.
Namun hanya saja, orang-orang memang tidak berpergian terlalu jauh dari domisili mereka meskipun harga tiket pesawat sudah 20 persen lebih murah dari biasa.
Baca Juga: Kabar Perawat AS Positif Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Buat Geger, Pfizer dan Pakar Beri Penjelasan