Network
PR BEKASI – China telah menyaksikan dengan kekhawatiran yang semakin besar ketika Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan dukungannya terhadap Taiwan yang diklaim China.
Selain itu, Washington juga telah menyampaikan kritiknya terhadap Beijing terkait pendudukan mereka di Tibet yang berada di sekitar pegunungan Himalaya yang dianggap oleh China sebagai dukungan agar Tibet merdeka.
Kebijakan AS tersebut semakin menegangkan hubungan AS-China di bawah tekanan kuat atas perdagangan, hak asasi manusia dan masalah lainnya.
Baca Juga: Masih Terus 'Digoreng', KPK Konfirmasi ke Edhy Prabowo Terkait Dugaan Aliran Duit dari AM
Undang-Undang Jaminan Taiwan tahun 2020 dan Undang-undang Kebijakan dan Dukungan Tibet tahun 2020 yang dibuat oleh AS tersebut keduanya berisi bahasa yang tidak pantas bagi China.
Hal tersebut termasuk dukungan AS untuk partisipasi Taiwan yang berarti dalam badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan penjualan senjata reguler.
Di Tibet, yang telah diperintah oleh China dengan tangan besi sejak 1950, tindakan tersebut mengatakan bahwa sanksi harus dijatuhkan pada pejabat China yang ikut campur dalam pemilihan penerus pemimpin spiritual Tibet yang saat ini berada di pengasingan, Dalai Lama.
Baca Juga: 2021 Diperkirakan Masih Akan Terjadi Lonjakan PHK Akibat Pandemi, Begini Sikap KSPI
Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan China dengan tegas menentang kedua tindakan tersebut.
