Jalani Libur Tahun Baru, Karena Alasan Ini Kereta Jadi Moda Favorit Warga China Saat Pandemi

- 1 Januari 2021, 09:06 WIB
Ilustrasi objek wisata China, Tembok Besar.
Ilustrasi objek wisata China, Tembok Besar. /Chicago Tribune

PR BEKASI - Libur Akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat di seluruh dunia untuk pergi berlibur bersama keluarga dan teman-teman baik ke dalam negeri maupun luar negeri.

Namun, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, berbeda lantaran sejumlah negara menerapkan kebijakan berupa pembatasan kepada warganya untuk tidak menghindari potensi terjadinya kerumunan hingga pembatasan penerbangan.

Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat China, mereka tak bisa liburan jalan-jalan ke luar negeri akibat pandemi Covid-19 yang masih mengancam.

Baca Juga: Sedih FPI Dibubarkan, Mardani Ali Sera: Negara Punya Tugas Membina, Bukan Menghabisi Ormas

Ruang gerak perjalanan mereka bahkan dibatasi hanya ke kota terdekat dengan provinsi tempat tinggal mereka.  

Diketahui, pandemi Covid-19 telah menciptakan kekhawatiran publik. Seruan agar masyarakat menghindari perjalanan yang tidak perlu digaungkan mulai libur imlek pada pertengahan Februari 2020 lalu.

Jutaan turis China biasanya pelesiran seminggu sebelum tahun baru dan setelah 1 Januari. Situs biro perjalanan yang berkantor pusat di Beijing, Qunar.com mengatakan pemesanan hotel selama tiga hari untuk tahun baru sudah mencapai 1.8 juta kali pemesanan.

Namun hanya saja, orang-orang memang tidak berpergian terlalu jauh dari domisili mereka meskipun harga tiket pesawat sudah 20 persen lebih murah dari biasa.     

Baca Juga: Kabar Perawat AS Positif Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Buat Geger, Pfizer dan Pakar Beri Penjelasan

“Trennya menggunakan kereta untuk mengunjungi antarkota yang bisa tempuh selama satu jam,” keterangan Qunar.com, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 1 Januari 2021.

Dikabarkan bahwa tiket kereta yang paling laris yakni, hanya untuk perjalanan Chengdu–Chengqing, Guangzhou–Shenzhen, dan Shanghai–Hangzhou.     

Sebuah perusahaan kereta api di China pada Rabu, 30 Desember 2020, melaporkan bahwa ada sekira 34 juta orang di China akan pelesiran dengan kereta pada 31 Desember dan 3 Januari 2021 per hari. Jumlah itu turun 6.9 persen dibanding 2019 lalu.

Sementara, Huang Li (40 tahun), seorang karyawan di Beijing, mengatakan bahwa dia memutuskan membatalkan perjalanan ke Sanya, sebuah pulau di selatan Hainan.

Baca Juga: Bahagia Front Persatuan Islam Dibentuk, Fadli Zon: Mari Kita Rawat Demokrasi dan Hak Warga Negara

Keputusan itu diambil setelah Pemerintah China menyerukan kepada masyarakat agar menghindari perjalanan yang tidak perlu.

“Saya tidak yakin jika putra saya bisa masuk ke sekolah TK-nya, jika kami keluar Ibu Kota Beijing. Terlalu banyak ketidakpastian. Kami mungkin akan diminta untuk melakukan tes asam nukleat,” kata Huang.

Diketahui bahwa tes asam nukleat dianggap sebagai standar untuk mendeteksi Covid-19 pada diri seseorang.

Di Ibu Kota Beijing, acara-acara besar sudah dibatalkan termasuk pameran buku Beijing 2021. Biro-biro perjalanan juga diminta untuk tidak menjual paket keliling kota selama libur tahun baru dan imlek.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x