"Dia harus berhati-hati terhadap jebakan. Setiap kembang api akan menjadi bumerang yang buruk, terutama terhadap BFF (sahabat selamanya) yang sama,” katanya.
Awal pekan ini, Iran memperingatkan AS untuk tidak meningkatkan ketegangan menjelang peringatan setahun terbunuhnya Qassem Soleimani.
Baca Juga: Inalillahi! Dua Serangan di Niger Tewaskan 70 Warga Sipil
"Iran tidak mencari perang tetapi akan terbuka dan langsung membela rakyatnya, keamanan & kepentingan vitalnya," kata javad Zarif.
Para pejabat Iran telah berjanji akan membalas dendam dengan keras atas pembunuhan Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada tahun lalu.
Namun, para ahli tidak yakin bahwa Teheran akan memberikan Donald Trump dalih untuk melancarkan konfrontasi militer sekarang karena Presiden terpilih AS Joe Biden, yang akan memulai kembali hubungan diplomatik dengan Teheran, akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Kacang Merah untuk Kesehatan, Salah Satunya Cocok Turunkan Kolesterol
Joe Biden mengatakan dia berencana untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Kesepakatan Nuklir Iran merupakan kesepakatan penting yang ditandatangani selama pemerintahan Presiden Barack Obama yang melihat Iran membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Donald Trump menarik AS dari perjanjian pada 2018 sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" pemerintahannya terhadap Teheran, yang juga membuat Washington menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan pada beberapa industri utama Iran.***