Selanjutnya, Alexandria Ocasio-Cortez, anggota parlemen Demokrat lainnya dan anggota "Skuad" liberal yang sering menjadi sasaran sindiran Trump, juga mendukung seruan Omar dalam cuitan satu kata: "Impeach."
Selain itu, seruan pemakzulan muncul setelah ratusan pengunjuk rasa yang menghadiri kampanye Trump di dekat Gedung Putih, menuju ke Capitol Hill dan menyerbu gedung parlemen.
Baca Juga: Polri Selidiki Dugaan Penimbunan dan Main Culas Harga Kedelai di Sejumlah Kota
Kemudian beredar juga video yang menunjukkan orang-orang memecahkan jendela dan melewati barikade untuk masuk. Anggota parlemen dari Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dievakuasi saat mereka bertemu untuk mengkonfirmasi kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS 3 November lalu.
Seruan untuk memakzulkan Trump menyebar dengan cepat di media sosial dari anggota parlemen Demokrat, komentator, dan beberapa rekan Partai Republik Trump, termasuk Gubernur Vermont Phil Scott.
"Tatanan demokrasi kita dan prinsip-prinsip republik kita sedang diserang oleh Presiden. Sudah cukup. Presiden Trump harus mengundurkan diri atau diberhentikan dari jabatannya oleh Kabinetnya, atau oleh Kongres," kata Scott di Twitter.
Baca Juga: Kematian Chacha Sherly Eks Personel Trio Macan, Polisi Tetapkan Sopir Mobil HRV sebagai Tersangka
Anggota DPR AS dari Demokrat, David Cicilline, mengatakan pada Kamis bahwa Kongres harus memakzulkan dan menghukum Trump.
"Ini keterlaluan dan presiden yang menyebabkannya," katanya.
"Menghasut kudeta harus dijawab dengan pemakzulan," tulis Ketua Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP) Leon Russell di Twitter.