Beberapa hari terakhir, situasi di Laut China Selatan memang kembali memanas. Hal itu diawali dengan pernyataan China pada pekan lalu bahwa mereka telah meloloskan regulasi baru yang memperbolehkan kapal penjaga pantainya menembak kapal-kapal yang masuk ke perairan China secara ilegal.
Selama ini, Laut China Selatan, diklaim oleh China sebagai miliknya. Mereka berkali-kali mengganggu operasi negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, yang digelar di sana.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 27 Januari: Aldebaran Peluk Andin, Minta untuk Pulang ke Rumahnya
Dengan berlakunya regulasi baru tersebut, China berpotensi lebih keras dalam memperlakukan kapal-kapal negara ASEAN.
"Regulasi ini masih sesuai dangan hukum yang berlaku internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 27 Januari 2021.
Selanjutnya, Chunying berkata bahwa regulasi itu penting untuk menjaga kedaulatan, keamanan, serta hak maritim China.
Baca Juga: Parlemen Thailand Dukung Aturan Aborsi Kandungan Maksimal 12 Minggu
Setelah mengeluarkan regulasi tersebut, Chiba kemudian mengeluarkan pernyataan diplomatik ke AS.
Isi pernyataan diplomatik tersebut, selain meminta AS untuk tidak ikut campur urusan Taiwan, adalah permintaan penarikan mundur pasukan di Laut China Selatan.
Menurut China, keberadaan armada AS hanya akan memperburuk situasi di Laut China Selatan.