Berkat Kotoran Burung, Gurun Terkering di Bumi Ini Pernah Jadi Oasis yang Subur

- 31 Januari 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi gurun Atacama tempat terkering di permukaan Bumi pernah menjadi oasis.
Ilustrasi gurun Atacama tempat terkering di permukaan Bumi pernah menjadi oasis. /Pixabay

Tetapi ketersediaan air dengan sendirinya tidak akan menjadi satu-satunya prasyarat untuk sistem pertanian yang sukses di Gurun Atacama sehingga mereka data penunjang lain.

Mereka pun akhirnya menganalisis isotop kimia yang diawetkan dalam tulang manusia yang pernah hidup di sana, mereka menduga pupuk juga digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman.

"Kami berangkat untuk mengumpulkan dan menganalisis ratusan tanaman arkeologi dan buah-buahan liar dari berbagai situs arkeologi di lembah dan oasis di Gurun Atacama di Chili utara," kata peneliti.

Secara total, ada 246 tanaman purba dianalisis termasuk di antaranya jagung, cabai, labu, kacang-kacangan, dan quinoa.

Baca Juga: Tidak Dianggarkan di APBN 2021, BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak Dilanjutkan 

Dengan menggunakan penanggalan radiokarbon, dan juga pengujian komposisi isotop, hasilnya menunjukkan peningkatan dramatis dalam komposisi isotop nitrogen yang dimulai sekitar 1000 M.

Pada kenyataannya bahan yang berhasil meningkatkan isotop tidak pernah terlihat sebelumnya pada tumbuhan, kecuali tumbuhan tertentu di Antartika nunataks, tempat burung laut bersarang.

Menurut para peneliti, "penjelasan paling sederhana" untuk lonjakan nilai nitrogen adalah dari kotoran burung purba.

Baca Juga: Tak Lagi Cairkan BLT, Ini Alasan Menaker ‘Ngotot’ Tingkatkan Kompetensi Pekerja saat Pandemi Covid-19 

Secara teknis kotoran tersebut dikenal sebagai guano, yang memang memiliki sejarah penggunaan sebagai pupuk di zaman pramodern, termasuk kemungkinan besar di Gurun Atacama, sebagai penambah pertumbuhan untuk tanaman pra-Inca.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah