Inggris Sebut 4.000 Varian Virus Penyebab Covid-19 di Dunia, Produsen Vaksin Tingkatkan Efektivitas

- 4 Februari 2021, 20:09 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /PIXABAY/

PR BEKASI - Semua produsen vaksin Covid-19 dikabarkan tengah berusaha untuk meningkatkan efektivitas kinerja vaksin yang mereka buat.

Hal tersebut disebabkan oleh varian Covid-19 yang tengah mewabah di dunia bahkan tidak menutup kemungkinan semakin melonjaknya kasus positif Covid-19 juga disebabkan oleh banyaknya varian virus tersebut.

Sebelumnya, dikonfirmasi bahwa ada varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan dan Inggris, bahkan varian baru Covid-19 asal Inggris disebutkan 70 persen lebih mudah menular.

Baca Juga: Raffi Ahmad Syok Tahu Aset yang Dimiliki sang Sopir: Jujur, Udah Dapat Apa Aja?

Menteri Penyebaran Vaksin Covid-19 Inggris mengatakan bahwa ada sekitar 4.000 varian virus yang menyebabkan Covid-19 di seluruh dunia saat ini.

Ribuan varian jenis Covid-19 yang menyebabkan Covid-19 telah didokumentasikan saat virus tersebut bermutasi, termasuk yang disebut varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil yang tampaknya menyebar lebih cepat daripada yang lain.

"Sangat kecil kemungkinannya vaksin saat ini tidak akan efektif pada varian baik di Kent atau varian lain terutama jika menyangkut penyakit parah dan rawat inap," kata Menteri Penyebaran Vaksin Nadhim Zahawi kepada Sky News, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 4 Januari 2021.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tanya Soal Pendukung yang Kecewa, Sandiaga Uno Minta Maaf dan Jelaskan Alasannya

"Semua pabrikan, Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, dan lainnya sedang mencari cara untuk meningkatkan vaksin mereka untuk memastikan bahwa kami siap untuk varian apa pun - saat ini ada sekitar 4.000 varian Covid-19 di seluruh dunia," kata Zahawi, menambahkan.

Sementara itu, menurut British Medical Journal, ribuan varian baru Covid-19 telah muncul saat virus bermutasi saat replikasi, hanya minoritas yang sangat kecil kemungkinan besar menjadi penting dan mengubah virus.

"Kami memiliki industri sekuensing genom terbesar, kami memiliki sekitar 50 persen industri sekuensing genom dunia, dan kami menyimpan perpustakaan semua varian sehingga kami siap untuk merespons, baik di musim gugur atau seterusnya, untuk tantangan apapun yang virus mungkin muncul dan menghasilkan vaksin berikutnya," kata Zahawi.

Baca Juga: Perlu Ada Penyesuaian Besaran Insentif Nakes, Kemenkeu: Jaga Tetap Sama dengan Tahun 2020

Menurut Johns Hopkins University of Medicine, varian baru Covid-19 yang dikenal oleh para ilmuwan sebagai SARS-CoV-2 atau Covid-19, telah menewaskan 2.268 juta orang di seluruh dunia sejak muncul di China pada akhir 2019.

Diketahui bahwa hingga saat ini, sejumlah negara masih melakukan pembatasan sosial bahkan menutup akses penerbangan untuk menekan kasus positif Covid-19.

Selain itu, protokol kesehatan juga masih disuarakan untuk selalu dipatuhi. Tujuannya yakni mencegah penyebaran Covid-19.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah