PR BEKASI – Partai Demokrat Liberal (LDP) merupakan partai politik paling berpengaruh di Jepang, baru-baru ini mengizinkan lebih banyak wanita untuk mengikuti rapat asalkan mereka tidak berbicara.
LDP selama ini memang dikenal sebagai partai konservatif yang diisi oleh politikus pria berusia lanjut.
Partai tersebut telah berkuasa hampir sepanjang waktu sejak 1955, telah mengusulkan untuk mengizinkan lima anggota parlemen wanita untuk bergabung dalam rapat dewan sebagai pengamat.
Baca Juga: Penyiar Televisi di Ekuador Dirampok Saat Tengah Siaran Langsung
Baca Juga: Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya Tinjau Jebolnya Tanggul Sungai Citarum di Bekasi
Hal tersebut sebagai tanggapan atas kritik bahwa Anggota Dewan mereka didominasi oleh laki-laki.
Diketahui dua dari 12 anggota dewan partai adalah wanita, sementara hanya tiga dari 25 anggota dewan umum yang merupakan wanita.
Usulan itu dipicu setelah komentar seksis dari mantan kepala Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori, yang juga merupakan anggota LDP sekaligus mantan perdana menteri, yang memicu protes global dan perhatian baru pada disparitas gender di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Baca Juga: Terbitkan 49 Peraturan Pelaksana UU Cipta Kerja, Pemerintah Berharap Jadi Momentum Kebangkitan
"Langkah tersebut akan memungkinkan lebih banyak anggota LDP wanita untuk melihat bagaimana keputusan dibuat,” kata Toshihiro Nikai, sekretaris jenderal partai yang berusia 82 tahun.
Dia mengatakan dia mendengar kritik bahwa dewan partai terpilih didominasi oleh laki-laki.
"Penting untuk memahami sepenuhnya jenis diskusi apa yang terjadi," kata Nikai seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters Minggu, 21 Februari 2021.
"Coba lihat, tentang apa ini," sambungnya.
Para pengamat perempuan tersebut tidak dapat berbicara selama pertemuan, tetapi dapat menyampaikan pendapat secara terpisah ke kantor sekretariat, surat kabar Nikkei melaporkan.
Jepang berada di peringkat 121 dari 153 negara pada Indeks Kesenjangan Gender Global 2020 Forum Ekonomi Dunia.
Membuat Negeri Matahari Terbit memiliki kesenjangan dengan peringkat terburuk di antara negara-negara maju, mereka mendapat skor buruk pada partisipasi ekonomi perempuan dan pemberdayaan politik.
Baca Juga: Sindir Anies Baswedan Soal Banjir Jakarta, Niluh Djelantik: Mau Nangis tapi Lupa Nada
Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe memperjuangkan kebijakan "Womenomics" untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam ekonomi.
Namun, para aktivis dan banyak perempuan biasa menilai bahwa perubahan yang lebih drastis masih diperlukan di tempat kerja dan di politik.
Masalah tersebut menjadi sorotan ketika Mori, kepala Olimpiade, mengundurkan diri minggu lalu setelah berkomentar bahwa wanita berbicara terlalu banyak di pertemuan dan menyebabkan mereka terlalu lama berbicara.
Minggu ini, sekelompok perempuan dari anggota parlemen LDP meminta Nikai untuk meningkatkan rasio perempuan di posisi kunci partai.
Baca Juga: Burung Camar Bahrain Dicap Terlalu Gemuk untuk Terbang karena Sering Santap Makanan Manusia
Namun, langkah terbaru LDP tetap mendapat cemoohan di media sosial dan dari beberapa anggota parlemen oposisi.***