Waktu Jam Kiamat Berdetak ke 100 Menit Sebelum Bencana, Bumi di Ambang Bencana

- 27 Februari 2021, 14:45 WIB
Para ilmuwan memperlihatkan ilustrasi Jam Kiamat yang saat ini berjarak 100 menit dari tengah malam. /The Bulletin of the Atomic Scientists
Para ilmuwan memperlihatkan ilustrasi Jam Kiamat yang saat ini berjarak 100 menit dari tengah malam. /The Bulletin of the Atomic Scientists /

PR BEKASI – Para pakar atom menyatakan Jam Kiamat berdetak kurang dari dua menit dari tengah malam pada Sabtu, 27 Februari 2021, yang menandakan Bumi berada di ambang bencana.

Mereka diketahui telah meluncurkan pembaruan 2021 mereka pada konferensi Jam Kiamat tahunan setelah setahun dirusak oleh pandemi Covid-19, kerusuhan sipil, dan ancaman konflik militer.

Tahun lalu jam disetel menjadi hanya 100 detik hingga tengah malam yang merupakan jam terdekat dengan jam simbolik kehancuran sejak 1947 serta jam tetap pada saat ini pada 2021.

Baca Juga: Dianggap Punah Selama 170 Tahun, Burung Alis Hitam Ditemukan Kembali di Kalimantan

Baca Juga: Realisasikan UU Cipka Kerja, Jokowi Terbitkan PP 36-2021 Tentang Sistem Upah Minimum

Baca Juga: Perhatikan Masadepan Generasi Muda Bangsa, DPR RI Tolak Perpres Pelonggaran Investasi Miras di Indonesia

"Umat manusia terus menderita karena pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia," kata pernyataan mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express.

Menurut mereka, salah satu faktor Jam Kiamat mendekati bencana karena adanya pandemic Covid-19 yang pada tahun lalu telah menewaskan 1.7 juta orang dan membuat sakit sedikitnya 70 juta lebih.

Mereka menambahkan, pandemi mengungkapkan betapa negara-negara yang tidak siap dan tidak mau serta sistem internasional menangani keadaan darurat global dengan benar.

"Dalam masa krisis sejati ini, pemerintah terlalu sering melepaskan tanggung jawab, mengabaikan nasihat ilmiah, tidak bekerja sama atau berkomunikasi secara efektif, dan akibatnya gagal melindungi kesehatan dan kesejahteraan warganya," katanya.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13 Kapan Dibuka? Catat Informasinya Agar Tak Ketinggalan

Jam Kiamat diumumkan setiap tahun selama konferensi pers yang diadakan oleh The Bulletin of the Atomic Scientists dan panel ilmuwan terkemuka.

Tahun ini, mereka mengutip erosi kepercayaan pada sains, penyebaran teori konspirasi yang merajalela dan kurangnya kemauan politik untuk menangani masalah sebagai alasan untuk tidak mengatur ulang waktu.

Dr Rachel Bronson, CEO dan Presiden The Bulletin of the Atomic Scientists, mengatakan hari ini tujuan Jam Kiamat adalah mengajukan satu pertanyaan kritis.

"Pertanyaan yang bisa kita simpulkan setelah melihat waktu Jam kiamat ini adalah ‘Apakah umat manusia lebih aman atau berisiko lebih besar tahun ini?’," katanya.

Baca Juga: Segera Cek! Nama Peserta Lolos Kartu Prakerja Gelombang 12 dan Jadwal Kartu Prakerja Gelombang 13

Menurut pendapatnya, tahun lalu telah terjadi jatuhnya domino yang menghancurkan karena sains dan pencerahan memberi jalan bagi teori konspirasi dan skeptisisme ilmiah sehubungan dengan pandemi Covid-19.

Panelis The Bulletin of the Atomic Scientists juga telah menyatakan keprihatinan tentang modernisasi persenjataan nuklir dunia.

Akan tetapi, mereka senang melihat Presiden AS Joe Biden bergabung kembali dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Menurut Dr Steve Fetter, profesor kebijakan publik, Universitas Maryland, banyak negara telah memperluas persenjataan nuklir mereka pada tahun 2020 dan ancaman perang nuklir tetap menjadi bahaya yang selalu ada.

Baca Juga: Bantah Nurdin Abdullah Kena OTT KPK, Jubir Gubernur Sulsel: Saat Itu Bapak Sedang Istirahat

Perubahan iklim dan pemanasan global juga sangat membebani keputusan tersebut seperti yang dikatakan oleh Dr Susan Solomon dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Dirinya mengatakan dunia perlu menurunkan ketergantungannya pada bahan bakar fosil selama dekade mendatang.

"Kebakaran hutan besar dan siklon tropis tahun 2020 adalah ilustrasi kehancuran besar yang akan meningkat jika pemerintah tidak cepat memperkuat upaya untuk membawa emisi gas rumah kaca pada dasarnya ke nol," katanya.

Baca Juga: Prestasi Lagi, Anies Baswedan Raih Happiness Award Berkat Kontribusi Atasi Covid-19 di DKI Jakarta

Para ilmuwan berharap pengumuman ini akan berfungsi sebagai peringatan tentang bahaya "penghentian peradaban" yang berada di bawah kendali kita.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah