Kematian Lansia di Hong Kong Tak Terkait Langsung Vaksin Sinovac, Komite Tetap Lanjutkan Vaksinasi

- 4 Maret 2021, 08:30 WIB
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat menerima suntikan vaksin buatan China di Hong Kong, Senin, 22 Februari 2021.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat menerima suntikan vaksin buatan China di Hong Kong, Senin, 22 Februari 2021. /ANTARA/Facebook Carrie Lam

PR BEKASI – Kematian seorang lansia berusia 63 tahun di Hong Kong usai menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak terkait langsung dengan vaksin tersebut.

Hal itu diungkap oleh para ahli di Hong Kong berdasarkan hasil otopsi. Sehingga program vaksinasi di Hong Kong tetap berlanjut sesuai rencana.

Penyelenggara Komite Hung Fan Ngai Ivan, pada Rabu, 3 Maret 2021 menilai kematian lansia tersebut tidak terkait langsung oleh vaksinasi.

Hasil otopsi menunjukkan lansia tersebut menderita penyakit kronis yang serius, termasuk obesitas, dan tekanan darah tinggi, lansia tersebut pun dicurigai menderita penyakit jantung koroner.

Baca Juga: Cek Fakta: Anies Baswedan Dikabarkan Tantang Ulama Bangun Pabrik Miras di Jakarta, Simak Faktanya

Baca Juga: Kenang Pribadi Rina Gunawan Semasa Hidup, Tommy Kurniawan: Sosok yang Baik, Ramah, dan Menyenangkan

Baca Juga: Mendikbud Tegaskan Subsidi Kuota Internet Tidak Bisa Akses Facebook Apalagi Instagram

Menurut Hung, pria 63 tahun itu kemungkinan besar meninggal karena penyakit jantung yang menyebabkan infark miokard, edema paru, dan gagal napas.

Hung menuturkan laporan otopsi rinci akan menyusul kemudian. Ia pun mengatakan rencana vaksinasi di kota akan berlanjut seperti yang direncanakan karena tidak ada bukti yang menunjukkan kasus individu terkait dengan vaksinasi.

Para ahli di konferensi pers menyarankan agar penduduk Hong Kong dengan penyakit kronis yang serius untuk melihat nasihat medis sebelum menerima vaksin.

Yin Weidong, CEO produsen vaksin China Sinovac Biotech mengatakan keyakinan terhadap vaksin buatannya.

Baca Juga: 22 Terduga Teroris yang Sudah Rencanakan Aksi Bom Bunuh Diri Ditangkap Densus 88 Antiteror

"Kami yakin dengan keamanan keseluruhan dari vaksin Sinovac karena terbukti aman dari pengamatan vaksinasi massal," kata Weidong seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Global Times Kamis, 4 Maret 2021.

Departemen Kesehatan di Hong Kong mengatakan pada bahwa lansia itu mengalami sesak napas dua hari setelah vaksinasi dan dirawat di rumah sakit untuk perawatan, tetapi meninggal pada hari yang sama.

Ronald Lam Man-kin, Pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan Departemen Kesehatan, mengatakan bahwa pemerintah Hong Kong menyetujui penggunaan darurat vaksin tersebut setelah penilaian.

Ini aman dan efektif, manfaatnya lebih besar daripada risikonya, dan program vaksinasi akan terus berlanjut, kata Lam kepada hk01.com.

Baca Juga: Minta Maaf Usai Pamerkan Mobil Plat Merah Milik Suami, Pelaku: Itu Plat Bodong

Lam mengatakan bahwa orang dengan penyakit kronis yang serius dan tidak terkontrol atau mereka yang memiliki reaksi alergi terhadap vaksin sebaiknya tidak menerima vaksin Covid-19.

Pada akhir Februari, 5,2 juta dosis vaksin China telah diberikan di China. Beberapa pemimpin negara lain juga telah memimpin dalam menerima vaksin China, yang telah menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin China.

Feng Duojia, presiden Asosiasi Industri Vaksin China, mengatakan bahwa sangat tidak mungkin kematian terkait dengan vaksin Sinovac, dan kematian setelah vaksinasi adalah kebetulan.

Feng mengatakan kampanye vaksin Hong Kong tidak akan terpengaruh oleh insiden tersebut.

Baca Juga: Kejaksaan Ciduk Wanita Terpidana Pembobol Dapen Pertamina Rp1.4 Triliun

Ia mengatakan bahwa mendapatkan vaksin Sinovac tidak akan mengakibatkan kematian, tetapi kelompok orang tertentu seperti ibu hamil dan mereka yang menderita demam akut, infeksi, dan defisiensi imun tidak dianjurkan untuk menerima vaksin.***

 

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Global News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x