Dalam pemeriksaan itu mereka menemukan luka tembus di belakang kepala dan sepotong timah berukuran 1,2 sentimeter kali 0,7 sentimeter di otak.
Dalam klaim dokter maupun dokter yang didatangkan junta militer, proyektil itu berbeda dari peluru yang dipakai polisi.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Kanal MRTV melaporakan bahwa saat itu polisi telah berhadapan langsung dengan para demonstran, tetapi luka tembakan yang menewaskan Kyal Sin itu berada di bagian belakang kepala
Setelah itu mereka berasumsi bahwa peluru yang ditembakkan oleh gadis yang memakai baju bertuliskan ‘Semuanya baik-baik saja’ itu merupakan peluru kaliber 38.
“Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa mereka yang ingin menciptakan kegaduhan sengaja menembaknya,” kata MRTV.
Baca Juga: Karyawan Beberkan Alasan Kaesang Pangarep Lebih Pilih Nadya Arifta daripada Felicia Tissue
Sementara itu di media sosial, penentang kudeta menggambarkan penggalian itu sebagai penghinaan lebih lanjut terhadap Kyal Sin dan keluarganya, dengan maksud memberikan laporan palsu tentang apa yang terjadi.
Para demonstran di tempat demonstrasi di Mandalay pada Rabu, 3 Maret 2021 mengatakan mereka mendapat serangan peluru tajam pada saat Kyal Sin terbunuh.
Di sisi lain penduduk mengatakan makam Kyal Sin telah digali pada Jumat, 5 Maret 2021 oleh tim yang tiba di bawah penjagaan polisi, militer, dan tidak boleh ada orang lain di tempat kuburan tersebut.