Peneliti dari Universitas Arizona mengklaim, 'bahtera bulan' ini dapat membantu manusia kembali menempati bumi jika menghadapi bencana dahsyat seperti pandemi yang mematikan, perang nuklir skala besar, atau bahkan bencana alam seperti letusan gunung berapi.
Semua saran ini dimasukkan ke dalam makalah ilmiah berjudul 'Lunar Pits and Lava Tube for a Modern Ark'.
Jadi mengapa meletakkan sampel di bulan dan bukan di Bumi?
Dijelaskan, penyimpanan sampel berbasis Bumi masih akan membuat spesimen rentan menjadi hancur saat terjadi bencana besar.
Konsep ini mirip dengan gudang benih 'Kiamat' di Svalbard, Norwegia yang merupakan lemari besi aman, yang saat ini menampung lebih dari satu juta sampel tanaman yang berasal dari hampir setiap negara di dunia.
Namun, mengangkut sampel ke bulan dan membangun lemari besi di sana membutuhkan dana yang tak sedikit dan signifikan.
Jekan Thangavelautham, penulis studi untuk 'bahtera bulan' mengatakan bahwa total 250 penerbangan ke bulan diperlukan untuk mengangkut dan membangun lemari besi.
Baca Juga: Hari Ini Ada Pemadaman Listrik di Mustika Jaya dan Bantar Gebang, Lokasi Berikut Akan Terdampak
Sebagai perbandingan, Stasiun Luar Angkasa Internasional dibangun dengan 40 perjalanan ke luar angkasa.