Selain PBB, Amerika dan Eropa kini Asia Tenggara, yang telah bertahun-tahun berpegang pada kode untuk tidak saling mengkritik masalah internal, juga telah berbicara untuk mendesak diakhirinya kekerasan.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan akan meminta Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, ketua Perhimpunan ASEAN untuk mengadakan pertemuan darurat.
“Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan agar tidak ada korban lagi,” kata Jokowi dalam pidato virtual.
“Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama.” ujarnya
Baca Juga: Askara Parasady Positif Covid-19, Status Suami Nindy Ayunda Dilimpahkan Jadi Tahanan Kota
Mendukung seruan Indonesia untuk mengadakan pertemuan, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan dia terkejut dengan penggunaan kekerasan mematikan yang terus-menerus terhadap warga sipil tidak bersenjata.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan bahwa ASEAN harus bertindak. Kemudian Singapura juga telah berbicara menentang kekerasan dan kudeta yang memicunya, menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi.
Namun Peringatan yang dilakukan negara negara di dunia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mempengaruhi rencana militer Myanmar.***