Ancaman dan Korban Tewas Warnai Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar

- 28 Maret 2021, 15:45 WIB
Orang-orang berdiri di barikade selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar.
Orang-orang berdiri di barikade selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar. /REUTERS/

PR BEKASI - Jatuhnya banyak korban tewas di hari Sabtu, 27 Maret 2021 yang menandai Hari Angkatan Bersenjata Myanmar, disebut-sebut menjadi hari paling memalukan. Pembunuhan yang tetap terjadi di hari tersebut kini menuai kritik baru dan luas.

Terutama dari negara-negara Barat, utusan AS melihat kekerasan yang terjadi bahkan menyebutnya sebagai sesuatu yang mengerikan.

Juru Bicara Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) yang merupakan kelompok anti-kudeta bentukkan politisi yang digulingkan militer, yaitu Dr Sasa menyebutnya sebagai hari memalukan.

"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr Sasa pada Sabtu kemarin seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Dua Gadis Indonesia Diserang secara Rasis di Philadelphia, Ditampar dan Dikutuk Sekelompok Gadis Kulit Putih

Baca Juga: Benny K Harman Kutuk Keras Pengeboman di Gereja Katedral Makassar: Segera Cari dan Berantas Teroris

Baca Juga: Polisi Terlapor Kasus Unlawful Killing Laskar FPI Meninggal, Refly Harun: Saya Speechless, Tidak Masuk Akal

Dalam perkiraan kasarnya, Dr Sasa berpandangan setidaknya ada 300 orang terbunuh sejauh ini.

Namun hal itu tetap saja membuat pihak militer secara tidak malu masih melakukan perayaan hari Angkatan Bersenjata.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x