PR BEKASI – Seorang pedagang Lokal di Myanmar diculik oleh Junta setelah menceritakan situasi yang sebenarnya di Myanmar kepada reporter CNN, Clarisaa Ward.
Hal tersebut diungkap oleh Ro Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya dan pendiri Free Rohingnya Coalitation lewat akun twitter miliknya @nskwin pada Jumat, 2 April 2021.
“Penjaga toko ini diculik oleh Teroris (pasukan keamanan #Myanmar) karena menjelaskan situasi nyata kepada CNN's Clarissa Ward di 10th Miles, Insein, Yangon pagi ini,” ucapnya Ro Nay seperti dilihat Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 3 April 2021.
Sementara media Myanmar yang didirikan oleh eksil Myanmar di Thailand, The Irawaddy, menyebutkan ada dua warga sipil wanita yang ditangkap saat kunjungan Ward ke ke pasar lokal di Sawbwagyi Gone di Kotapraja Insein, Yangon.
Baca Juga: Libatkan 4.578 Petugas, Pemkot Bekasi Kejar Pendataan Keluarga 2021 yang Berakhir 31 Mei 2021
This shopkeeper was abducted by Terrorists (#Myanmar security forces) for explaining a real situation to CNN's Clarissa Ward in 10th Miles, Insein, Yangon today morning. #WhatsHappeningInMyanmar #Apr2Coup#MilkTeaAlliance #AntiFascistRevolution2021 pic.twitter.com/llWciZ9pHR— Ro Nay San Lwin (@nslwin) April 2, 2021
Seorang saksi mengatakan kepada The Irrawaddy, tim koresponden internasional jaringan dan timnya saat tiba di pasar Salminegone dengan pengawalan tentara pada pagi hari.
Ward kini telah berada di Myanmar selama tiga hari. Di Facebook, banyak yang awalnya menyambut perjalanannya, berharap dia akan melaporkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, termasuk skala pemberontakan populer melawan junta dan kebrutalan yang digunakan pasukannya terhadap para pengunjuk rasa.
Sejak kedatangannya, dia dan timnya telah terlihat di beberapa lingkungan Yangon, bepergian dengan konvoi tentara, tampaknya diberi tur berpemandu oleh rezim.
Hal ini membuat banyak warga yang semakin khawatir bahwa pembatasan akses akan memberinya pandangan yang menyimpang tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.