Dokter utama ahli penyakit menular pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut mungkin tidak memerlukan vaksin AstraZeneca, meskipun telah mendapat persetujuan.
Dikutip dari The Guardian, Johnson & Johnson mengatakan bahwa sejumlah vaksin Covid-19 gagal memenuhi standar kualitas dan tidak dapat digunakan.
Pembuat obat tidak mengatakan berapa banyak dosis yang hilang dan tidak jelas bagaimana masalah tersebut akan berdampak pada produksi di masa depan.
Produsen obat tersebut mengatakan pada Rabu, 31 Maret 2021 bahwa mereka telah menemukan masalah dengan bahan yang digunakan dalam vaksin Covid 19, yang diproduksi di tempat produksi di Baltimore.
Pabrik Baltimore sendiri diketahui milik Emergent Biosolutions, salah satu dari sekitar 10 perusahaan yang digunakan J & J untuk mempercepat manufaktur.
Baca Juga: Waspadai! BMKG Ungkap Siklon Tropis Bisa Timbulkan Cuaca Ekstrem Bahkan Bencana
Pekerja di pabrik yang memproduksi vaksin Covid-19 untuk J&J dan AstraZeneca secara tidak sengaja mencampurkan bahan-bahan vaksin beberapa minggu lalu, New York Times sebelumnya melaporkan, menambahkan bahwa pejabat federal mengaitkan kesalahan itu dengan kesalahan manusia.
Masalah tersebut kini sedang diidentifikasi dan ditangani dengan Emergent bersama dengan Food and Drug Administration (FDA) AS, kata J&J, seraya menambahkan pihaknya mengirim lebih banyak orang untuk mengawasi manufaktur di pabrik.***