Sinovac Akui Vaksin Covid-19 Buatannya Miliki Kelemahan, Berikut Faktor Penyebabnya

- 12 April 2021, 11:08 WIB
Sinovac mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya memiliki kelemahan, pihaknya pun menjelaskan faktor penyebabnya.
Sinovac mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya memiliki kelemahan, pihaknya pun menjelaskan faktor penyebabnya. /REUTERS/Thomas Peter

 

 
 
 
PR BEKASI - Pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman di seluruh negara hingga saat ini.

Hampir negara di dunia pun tengah menjalankan program vaksinasi Covid-19.

Tujuannya yakni untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di masyarakat dunia.
 
Baca Juga: Selain untuk Diet, 5 Olahraga Ini Bisa Cepat Bakar Kalori dalam Waktu 30 Menit Saja

Seperti diketahui bahwa angka positif Covid-19 sempat melonjak naik di sejumlah negara.

Sinovac merupakan salah satu jenis vaksin Covid-19 yang digunakan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Baru-baru ini ada pengakuan tentang kelemahan vaksin Covid-19 buatan China diungkap oleh pejabat pengendalian penyakit tertinggi negara itu.

Ia mengatakan bahwa keefektifannya rendah dan pemerintah tengah mempertimbangkan mencampurkannya untuk memperkuat dosis.
Baca Juga: Selain Menjaga Pola makan, Atur Pola Tidur Juga Sangat Penting, Simak Cara Atur Jam Tidur Saat Puasa

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," kata Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) China Gao Fu seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Associated Press.

"Sekarang dalam pertimbangan formal apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," ujar Gao.

Pejabat pada konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Minggu, 11 April 2021 waktu setempat itu tidak menanggapi secara langsung pertanyaan tentang komentar Gao atau kemungkinan perubahan dalam rencana resmi.
Baca Juga: Sebut Komisaris PT PELNI Mencoba Menstigma Semua Gerakan Islam Radikal, Rocky Gerung: Salah Sasaran

Namun, pejabat CDC lainnya mengatakan saat ini pengembang tengah mengerjakan vaksin berbasis mRNA, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Akui Vaksin Buatannya Lemah Hadapi Covid-19, Sinovac Berikan Penjelasan".

"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kami juga telah memasuki tahap uji klinis," kata pejabat Wang Huaqing.

Namun, dirinya tidak memberikan garis waktu kapan kemungkinan penggunaannya.

Para ahli mengatakan mencampurkan vaksin atau urutan imunisasi, dapat meningkatkan efektivitas.

Sementara itu, para peneliti di Inggris saat ini tengah mempelajari kemungkinan kombinasi Pfizer-BioNTech dan vaksin AstraZeneca tradisional.
 
Baca Juga: Pernah Jadi Buronan Kasus Penipuan, Vicky Prasetyo: Untuk Makan di Warteg Aja Takut

Menurut data Kemendagri China, vaksin yang dibuat dua produsen obat milik negeri tirai bambu itu yang terdiri dari Sinovac dan Sinopharm tersebut telah diekspor ke 22 negara termasuk Meksiko, Turki, Indonesia, Hongaria, Brasil.

Efektivitas vaksin Sinovac dalam mencegah infeksi gejala ditemukan terendah 50.4 persen oleh para peneliti di Brasil, mendekati ambang batas 50 persen di mana para ahli kesehatan mengatakan vaksin itu berguna.

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer-BioNTech terbukti 97 persen efektif.

Seorang Juru Bicara Sinovac Liu Peicheng mengakui ditemukannya berbagai tingkat keefektifan tetapi mengatakan hal itu dapat disebabkan oleh usia orang dalam penelitian, jenis virus, dan faktor lainnya.

Liu juga mengatakan penelitian menemukan perlindungan lebih baik jika waktu antara vaksinasi lebih lama dari 14 hari yang dilakukan saat ini, tetapi tidak memberikan indikasi yang mungkin dapat dijadikan standar praktik.*** (Billy Mulya Putra/Pikiran-Rakyat.com)
 
 

 

 
 

 

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x