Lancarkan Aksi Protes Berujung Anarkis, Partai Islam Sayap Kanan Resmi Dilarang Pemerintah Pakistan

- 15 April 2021, 14:40 WIB
Seorang pendukung partai Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) melemparkan batu ke arah polisi selama aksi protes. /Reuters
Seorang pendukung partai Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) melemparkan batu ke arah polisi selama aksi protes. /Reuters /

PR BEKASI - Pemerintah Pakistan akan melarang operasional partai Islam sayap kanan Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP).

Diketahui, TLP telah mengadakan aksi protes selama berhari-hari di seluruh negeri yang berakhir dengan anarkis dan mengakibatkan kematian setidaknya dua petugas polisi.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rasheed di Islamabad, Pakistan pada Rabu, 14 April 2021.

Baca Juga: Apakah Mimpi Basah saat Tidur Siang di Bulan Ramadhan Dapat Membatalkan Puasa?

"Setidaknya dua polisi telah terbunuh dan lebih dari 340 lainnya terluka oleh para demonstran dalam 48 jam terakhir," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Kamis, 15 April 2021.

Dirinya juga telah melampirkan surang larangan partai TLP kepada kabinte Pakistan untuk ditandatangani.

"Hari ini kami telah memutuskan untuk melarang TLP, dan file ini akan masuk ke kabinet untuk persetujuan mulai hari ini," katanya.

Baca Juga: Siklon Tropis Surigae Bergerak Jauhi Indonesia, BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada

Dirinya menambahkan, larangan itu akan dikeluarkan di bawah undang-undang anti-terorisme Pakistan.

Sheikh Rasheed mengatakan pengunjuk rasa telah menculik polisi di beberapa daerah selama demonstrasi, tetapi semua personil penegakan hukum sekarang telah ditemukan.

TLP merupakan parti sayap kanan berideologi Islam yang didirikan oleh pemimpin Muslim terkemuka Pakistan, Khadim Hussain Rizvi.

Baca Juga: Pria Nekat Masuk Gedung Kedubes Rusia Minta Tiket, Polisi: Orang Ini Terobsesi Ingin ke Rusia

Selama ini, TLP dikenal aktif dalam aksi protes untuk menentang pelecehan terhadap umat Muslim yang dilakukan oleh negara barat.

Sejak November 2020, TLP menyerukan pengusiran duta besar Prancis dan larangan semua barang Prancis atas pernyataan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron tahun lalu.

Pada Februari 2021, mereka mengancam akan melakukan aksi protes lebih lanjut jika pemerintah tidak memenuhi tuntutannya, tetapi negosiator pemerintah dapat memperoleh perpanjangan tenggat waktu untuk bertindak.

Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Tersiar Kabar Ganjar Pranowo Klaim Kata Siapa Nonton Video Porno Bisa Batalkan Puasa 

Namun pada Senin, 12 April 2021, polisi menangkap pimpinan TLP Saad Rizvi, putra pendiri partai Khadim Hussain Rizvi yang meninggal karena sebab alamiah tak lama setelah protes November 2020.

Penangkapan tersebut memicu kerusuhan selama berhari-hari, dengan ribuan pendukung TLP melancarkan protes dan memblokir jalan dan jalan raya di seluruh negeri.

Rekaman video dari protes di Karachi, Lahore dan tempat lain menunjukkan bentrokan kekerasan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Asyik Berjoget TikTok Sambil Pegang Potongan Tubuh Manusia, Izin Dokter Bedah Plastik Ini Ditangguhkan

Sheikh Rasheed menuduh para pemimpin TLP bernegosiasi dengan pemerintah dengan itikad buruk atas resolusi parlemen yang direncanakan tentang masalah penistaan agama.

"Sampai saat-saat terakhir tujuan kami adalah agar draf resolusi bisa disiapkan untuk dipresentasikan di sidang dengan kesepakatan mereka," katanya.

"Tetapi semua upaya kami gagal dan salah satu alasan utama adalah karena mereka ingin datang ke Faizabad Chowk untuk mengadakan protes apapun yang terjadi," sambungnya,

Baca Juga: Secepatnya Salurkan Bansos untuk Mayarakat, Preseiden Jokowi Kerahkan Kepala Daerah

Sheikh Rasheed mengatakan TLP mencari resolusi yang berarti diplomat dari negara-negara Eropa harus meninggalkan Pakistan.

"Kami menginginkan rancangan yang akan mengibarkan bendera Nabi tinggi, tapi apa yang diinginkan oleh TLP itu akan menciptakan persepsi di dunia bahwa kami adalah negara ekstremis." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah