Pemerintah China Penjarakan Ratusan Ulama Uighur selama 7 Tahun, demi Doktrinasi Ulang Pemahaman Islam

- 14 Mei 2021, 16:40 WIB
600 dari 1.046 ulama dan muslim Uighur telah teridentifikasi, dengan 18 di antaranya tewas di momentum Idul Fitri.
600 dari 1.046 ulama dan muslim Uighur telah teridentifikasi, dengan 18 di antaranya tewas di momentum Idul Fitri. /International Business Time

PR BEKASI – Hari raya Idul Fitri seharusnya menjadi momentum bahagia bagi semua muslim di seluruh dunia, tetapi berbeda halnya dengan yang dirasakan umat muslim di Xinjiang, China.

Pasalnya lebih dari 600 ulama Uighur di Xinjiang, China ditangkap oleh pemerintah komunis China. Tokoh agama dan umat muslim lainnya pun ikut dipenjara.

Hal tersebut dilaporkan oleh kelompok Hak Asasi Manusia Uighur berdasarkan hasil penelusurannya.

Baca Juga: Organisasi Agama Uighur Kecam Upaya Amerika Serikat Rusak Hubungan China dan Islam

Kelompok Hak Asasi Manusia Uighur itu mendapatkannya setelah memeriksa sejumlah dokumen pengadilan serta kesaksian keluarga dan laporan media.

Hal itu ditujukan untuk melacak nasib 1.046 ulama muslim Uighur yang ditangkap dan dipenjara sejak tahun 2014, 18 di antaranya dinyatakan meninggal dunia di dalam penjara.

Pemerintah komunis China menangkap dan memenjarakan ulama muslim Uighur karena menganggap mereka telah menyebarkan ‘ekstremisme’ dan dianggap mengumpulkan massa untuk mengganggu ketertiban sosial.

Pemerintah komunis China juga menuduh para ulama tersebut menghasut masyarakat untuk memisahkan diri dari lingkungan.

Baca Juga: Dituduh Terlibat Kegiatan Separatis, China Hukum Mati 2 Pejabat Muslim Uighur

Kemudian muslim Uighur yang lain dikirim ke kamp ‘doktrinasi ulang’ di Xinjiang. Kamp tersebut diduga milik otoritas China untuk melatih muslim Uighur agar bisalepas dari ajaran Islam.

Sedangkan pada November 2020, dikabarkan oleh Radio Free Asia, bahwa pemerintah komunis China telah menahan ratusan Imam di Xinjiang.

Penahanan tersebut bahkan sampai melumpuhkan kehidupan umat muslim di provinsi tersebut hingga acara pemakaman pun tidak bisa dilakukan.

Dari hampir 10 juta penduduk muslim Uighur di wilayah tersebut, hampir 2 juta muslim di antaranya ditangkap lalu dimasukkan ke dalam penjara dan sebagian lain dimasukan ke dalam kamp.

Baca Juga: Turki Panggil Kedutaan China untuk Respons Soal Pengakuan Muslim Uighur?

Di dalam kamp tersebut, muslim Uighur dipaksa untuk menjalani transformasi budaya.

Pada tahun 2014, sebelum kamp interniran didirikan, Kantor Informasi Internet Negara (SIIO) China mengatakan bahwa muslim Uighur melakukan pemberontakan dengan menyebarkan video teror dan literatur mendukung jihad diseluruh wilayah China.

Pemerintah China menuduh muslim Uighur melakukan pemberontakan, mendukung terorisme, dan pemisahan diri sehingga pemerintah ‘memburu’ muslim Uighur untuk ditangkap, dipenjara, dan dididik paksa untuk melepas ajaran Islam mereka.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: International Bussines Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah