Ledakan itu terjadi kurang dari sepekan setelah ledakan di sebuah sekolah menewaskan 80 orang, kebanyakan dari mereka adalah siswi dari etnis minoritas Muslim Syiah Hazara.
Taliban juga mengecam serangan tersebut dan tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Di sisi lain, para pejabat AS percaya serangan terhadap sekolah itu mungkin merupakan ulah kelompok militan saingan seperti ISIS.
Kelompok-kelompok semacam itu belum menandatangani soal kesepakatan gencatan senjata.
Baca Juga: Munarman Hadir di Baiat ISIS, Kapitra Ampera: Harusnya Dia Lapor Polisi dan Dia Wajib Melaporkan Itu
Kekerasan, termasuk serangan terhadap warga sipil, telah meningkat di Afganistan bahkan ketika AS telah memulai operasi untuk menarik semua pasukannya yang tersisa selama empat bulan ke depan.
Sejauh ini belum ada laporan penting tentang pertempuran langsung antara pasukan pemerintah dan Taliban selama gencatan senjata liburan, yang dimulai pada Kamis.
Namun, pemboman pinggir jalan terus berlanjut dengan sedikitnya 11 warga sipil dilaporkan tewas dan 13 luka-luka dalam empat pemboman pada hari Kamis.
Pemerintah Afganistan dan Taliban telah mengadakan pembicaraan politik untuk mencoba mengakhiri konflik mereka ketika AS menarik tentaranya setelah 20 tahun.