Ada realisasi yang jelas dari DPR bahwa resolusi, pidato dan unjuk rasa tidak cukup dan langkah-langkah praktis perlu diambil untuk menghentikan Israel menyerang Palestina.
“Resolusi, pidato, dan aksi unjuk rasa baik-baik saja tetapi apa selanjutnya, perlu berpikir di luar hal-hal ini,” kata mantan PM Raja Pervaiz Ashraf.
“Apa bedanya pidato kita dalam kehidupan gadis 10 tahun,” katanya.
Baca Juga: Arus Balik ke Jakarta, Anies Baswedan Inspeksi Pos Penyekatan di Tol Cikampek
Pertanyaan atas dukungan pada gagasan PM Turki dalam membentuk pasukan perlindungan internasional kepada menteri luar negeri untuk menyelamatkan warga Palestina dari kekejaman pasukan Israel tetap tidak terjawab.
Hingga sesi tersebut berakhir dan anggota parlemen meninggalkan DPR segera setelah resolusi disahkan, meskipun sesi tersebut sepenuhnya dikhususkan untuk debat tentang masalah di Palestina.
Salah satu dari anggota parlemen Saira Bano, bahkan menyebutkan bahwa dia tidak ingin berpidato di depan kursi kosong.***