"Ini akan menjadi kesalahan besar bagi mereka yang percaya bahwa mereka akan menerima hukuman ringan (untuk tindakan anti-sosialis),” katanya.
Baca Juga: Dijuluki Negara Biang Kerok, Israel dan Korea Utara Ternyata Saling Benci dan Bermusuhan
"Perilaku reaksioner seperti itu membantu orang-orang yang mencoba menghancurkan sosialisme kita. Reaksioner seharusnya tidak dibiarkan hidup tanpa rasa takut dalam masyarakat kita," katanya, menyambungkan.
Sebuah sumber yang dekat dengan kasus tersebut mengklaim bahwa keluarga Lee dibawa pergi oleh pihak berwenang setelah dieksekusi.
"Setelah pihak berwenang menjatuhkan putusan bersalah, suara dua belas tembakan terdengar. Tubuh tak bernyawa (Lee) digulung ke dalam karung jerami dan dimasukkan ke dalam kotak, dan kemudian dibawa ke suatu tempat.
"Istri, putra, dan putri Lee pingsan di tempat mereka berdiri di barisan depan area eksekusi,” katanya.
Sementara semua orang menyaksikan, pejabat Kementerian Keamanan Negara mengambil mereka dan memasukkannya ke dalam truk kargo dengan jendela berpalang untuk diangkut ke kamp tahanan politik.
Tetangga keluarga itu langsung menangis ketika mereka melihat empat penjaga keamanan menjemput istri Lee yang pingsan dan melemparkannya (ke dalam van kargo) seperti koper.
Tetapi mereka harus menutup mulut mereka dan menangis dalam diam karena takut diserang karena tertangkap basah dalam tindakan kriminal memiliki belas kasihan terhadap seorang anti-sosialis.