Korea Utara Eksekusi Penjual Film dan Musik Ilegal dari Korea Selatan Dihadapan Keluarganya

- 31 Mei 2021, 13:25 WIB
Ilutrasi. Regu tembak Korea Utara dilaporkan ekskusi penjual film dan musik  secara ilegal dari Korea Selatan dihadapan keluarganya.
Ilutrasi. Regu tembak Korea Utara dilaporkan ekskusi penjual film dan musik secara ilegal dari Korea Selatan dihadapan keluarganya. /Reuters/ Kim Hong Ji

 

PR BEKASI – Regu tembak Korea Utara dilaporkan telah menembak seorang pria penjual musik dan film dari Korea Selatan secara ilegal.

Pria tersebut diketahui bermarga Lee ia dieksekusi di Wonsan oleh regu tembak dihadapan 500 orang termasuk keluarganya pada Minggu, 25 April 2021.

Dia dilaporkan ke pihak berwenang setelah putri dari pemimpin 'unit rakyat' menangkap basah pria itu memasang USB dan CD yang telah diisi dengan film dan video musik Korea Selatan.

Menurut laporan di Daily NK, otoritas Korea Utara merilis pernyataan tentang masalah tersebut. Mereka memperingatkan orang lain tentang konsekuensi dari tindakan serupa.

Baca Juga: Tega! Kim Jong Un Paksa Anak-anak Yatim Piatu Jadi 'Sukarelawan' Tambang Batu Bara di Korea Utara

"Ini adalah eksekusi pertama di Provinsi Gangwon atas tindakan anti-sosialis di bawah hukum pemikiran anti-reaksioner,” tulis Daily NK seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Lad Bible pada Senin, 31 Mei 2021.

"Di masa lalu, (orang-orang seperti Lee) dikirim ke kamp kerja paksa atau pendidikan ulang,” tulisnya, melanjutkan.

Lee dilabeli sebagai orang anti-sosialis oleh pemerintah Korea Utara.

"Ini akan menjadi kesalahan besar bagi mereka yang percaya bahwa mereka akan menerima hukuman ringan (untuk tindakan anti-sosialis),” katanya.

Baca Juga: Dijuluki Negara Biang Kerok, Israel dan Korea Utara Ternyata Saling Benci dan Bermusuhan

"Perilaku reaksioner seperti itu membantu orang-orang yang mencoba menghancurkan sosialisme kita. Reaksioner seharusnya tidak dibiarkan hidup tanpa rasa takut dalam masyarakat kita," katanya, menyambungkan.

Sebuah sumber yang dekat dengan kasus tersebut mengklaim bahwa keluarga Lee dibawa pergi oleh pihak berwenang setelah dieksekusi.

"Setelah pihak berwenang menjatuhkan putusan bersalah, suara dua belas tembakan terdengar. Tubuh tak bernyawa (Lee) digulung ke dalam karung jerami dan dimasukkan ke dalam kotak, dan kemudian dibawa ke suatu tempat.

"Istri, putra, dan putri Lee pingsan di tempat mereka berdiri di barisan depan area eksekusi,” katanya.

Baca Juga: Warga Indonesia di Korea Utara Rayakan Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19, KBRI Pyongyang Gelar Open House

Sementara semua orang menyaksikan, pejabat Kementerian Keamanan Negara mengambil mereka dan memasukkannya ke dalam truk kargo dengan jendela berpalang untuk diangkut ke kamp tahanan politik.

Tetangga keluarga itu langsung menangis ketika mereka melihat empat penjaga keamanan menjemput istri Lee yang pingsan dan melemparkannya (ke dalam van kargo) seperti koper.

Tetapi mereka harus menutup mulut mereka dan menangis dalam diam karena takut diserang karena tertangkap basah dalam tindakan kriminal memiliki belas kasihan terhadap seorang anti-sosialis.

Menurut laporan, sebelum kematiannya, Lee diam-diam menjual flasdisk berisi hiburan Korea Selatan dengan harga masing-masing antara 5 dolar AS hingga 12 dolar AS sekira Rp74 ribu hingga Rp171 ribu (kurs Rp14 ribu)

Otoritas Korea Utara dikatakan sedang mencari orang-orang yang membeli barang-barang tersebut dari Lee dan telah menahan sekitar 20 penjual lainnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Lad Bible


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x