WHO Sebut 200.000 Warga Palestina Butuhkan Bantuan Kesehatan

- 3 Juni 2021, 16:08 WIB
WHO menyatakan bahwa sekira 200.000 warga Palestina membutuhkan bantuan kesehatan disampaikan pada, Rabu, 2 Juni 2021 kemarin.
WHO menyatakan bahwa sekira 200.000 warga Palestina membutuhkan bantuan kesehatan disampaikan pada, Rabu, 2 Juni 2021 kemarin. /Reuters/Mohammed Salem


PR BEKASI - Pejabat PBB dan Palang Merah Internasional (ICRC) telah mengunjungi Jalur Gaza untuk meninjau kehancuran dari pemboman Israel.

Dari tinjauannya tersebut, diketahui ada kerusakan rumah, sekolah, rumah sakit dan infrastruktur penting lainnya.

Seperti diketahui bahwa serangan Israel yang dimulai pada 10 Mei 2021 telah menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.

Sementara itu, sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel oleh serangan roket yang dilakukan kelompok bersenjata di Gaza.

Baca Juga: Soroti Calon PM Israel, Warga Palestina Akui Khawatir Naftali Bennett Berhasil Gantikan Benjamin Netanyahu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akibat dari konflik tersebut memicu perpindahan penduduk lebih lanjut dan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

Tak hanya itu, bantuan kesehatan pun saat ini sangat diperlukan. Hal tersebut disampaikan pada Rabu, 2 Juni 2021 kemarin.

“Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak,” kata WHO, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Al Jazeera, Kamis, 3 Juni 2021.

WHO mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan tanggapan untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk di Tepi Barat.

Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Dijuluki 'Neraka', Euro-Med Beberkan Bukti Pelanggaran HAM Terhadap Warga Palestina

“Situasinya bergejolak. WHO tetap prihatin dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan dan staf penting yang terkait dengan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza dan rujukan pasien keluar dari Gaza kapanpun diperlukan,” kata Rik Peeperkorn dari WHO.

Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta bantuan lebih dari 16 juta dolar atau setara dengan 200 miliar rupiah untuk membantu orang-orang di Gaza.

“Ketakutan, kecemasan, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini,” kata Robert Mardini selaku kepala ICRC kepada Al Jazeera.

“Bahkan jika eskalasi lebih pendek dari situasi sebelumnya, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali apa yang rusak hanya dalam 11 hari,” katanya.

Baca Juga: Atta Halilintar Difitnah Galang Dana Bantu Palestina Beli Rudal, Aurel Meradang: Kok Jahat Banget sih

“Kami perlu benar-benar meningkatkan dukungan kami untuk meningkatkan respons kemanusiaan di Jalur Gaza dalam jangka pendek,” ujarnya, menambahkan.

Sementara itu, direktur Gaza dari badan PBB yang menangani pengungsi Palestina telah dipanggil untuk berkonsultasi dengan pemimpinnya setelah sebelumnya membuat warga Palestina marah.

Hal itu dikarenakan komentar dari Matthias Schmale dalam sebuah wawancara dengan televisi N12 Israel pada 22 Mei lalu yang telah memicu protes warga Palestina.

Diketahui, pejabat Israel dan pejabat Hamas baru-baru ini mengadakan pembicaraan gencatan senjata permanen secara terpisah dengan pejabat Mesir.

Sementara itu, penyeberangan Rafah yang dijaga ketat di Mesir adalah satu-satunya jalur Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x