WHO Beri Rekomendasi Obat Roche dan Sanofi untuk Kurangi Risiko Kematian Covid-19

- 7 Juli 2021, 14:19 WIB
WHO memberikan rekomendasi obat Roche dan Sanofi dengan tujuan untuk mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.
WHO memberikan rekomendasi obat Roche dan Sanofi dengan tujuan untuk mengurangi risiko kematian akibat Covid-19. /Reuters/Benoit Tessier


PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan obat Roche dan Sanofi untuk mengurangi resiko kematian akibat Covid-19.

Data dari sekira 11.000 pasien menunjukkan bahwa obat tersebut berhasil mengurangi risiko kematian Covid-19.

Obat itu adalah obat radang sendi Actemra dari Roche (ROG.S) dan Kevzara dari Sanofi (SASY.PA) dengan kortikosteroid untuk pasien Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 7 Juli 2021, sebuah kelompok dari WHO mengevaluasi terapi pada pasien yang terkena Covid-19 parah.

Baca Juga: WHO Peringatkan Gelombang Varian Delta Akan Sapu Benua Eropa

Mereka kemudian merawat pasien Covid-19 tersebut dengan apa yang disebut antagonis interleukin-6.

Hal ini berhasil menghalangi peradangan, mengurangi risiko kematian dan kebutuhan akan ventilasi mekanis.

Menurut analisis WHO, risiko kematian dalam 28 hari untuk pasien yang mendapatkan salah satu obat radang sendi dengan kortikosteroid seperti deksametason adalah 21 persen, dibandingkan dengan risiko 25 persen yang mendapat perawatan standar.

Selain itu, risiko berkembangnya menjadi ventilasi mekanis atau kematian adalah 26 persen bagi mereka yang mendapatkan obat-obatan dan kortikosteroid, dibandingkan dengan 33 persen pada mereka yang mendapatkan perawatan standar.

Baca Juga: WHO Temukan Masalah pada Pabrik Produksi Vaksin Covid-19 Sputnik V di Rusia

WHO juga mengatakan bahwa jika setiap 100 pasien diberi obat seperti itu, maka tujuh lagi akan bertahan hidup tanpa ventilasi mekanis.

"Kami telah memperbarui panduan perawatan klinis untuk mencerminkan perkembangan terbaru ini," kata Janet Diaz selaku pejabat Darurat Kesehatan WHO.

Analisis ini mencakup 10.930 pasien, di antaranya 6.449 pasien yang mendapat salah satu obat dan 4.481 pasien mendapat perawatan standar atau plasebo.

Analisis itu dilakukan oleh King's College London, University of Bristol, University College London dan Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust dan kemudian diterbitkan di Journal of American Medical Association.

Baca Juga: WHO Sebut Varian Delta Covid-19 dari India Akan Jadi Varian Dominan

Sementara itu, administrasi makanan dan obat-obatan AS pekan lalu mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat Actemra untuk Covid-19.

Namun, pengujian Actemra dan Kevzara untuk pasien Covid-19 melibatkan trial and error, karena beberapa kegagalan muncul ketika perusahaan mencoba obat-obatan pada kelompok pasien yang berbeda.

WHO juga menyerukan agar lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses ke obat-obatan semacam itu di negara-negara yang berpenghasilan terendah.

Termasuk juga untuk negara-negara yang sekarang menghadapi lonjakan kasus dan varian Covid-19, ditambah dengan pasokan vaksin yang tidak memadai.

"Mereka adalah orang-orang yang perlu dijangkau oleh obat-obatan ini," kata Diaz.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x