Menurut pengaturan tidak tertulis era Ottoman yang diawasi oleh Wakaf, Muslim diizinkan untuk berdoa di situs tersebut, sementara non-Muslim hanya diizinkan masuk sebagai turis.
Di pihaknya, delegasi UE ke wilayah Palestina dalam sebuah tweet mengatakan bahwa mereka “khawatir atas ketegangan yang sedang berlangsung” dan mendesak agar tidak ada “tindakan hasutan”.
Baca Juga: Filmnya Disebut Produksi Israel, Aktor Palestina Ini Ogah Hadiri Festival Film Cannes
Ia juga menyerukan penghormatan terhadap status quo situs tersebut dan mendesak para pemimpin Israel, agama, dan masyarakat untuk segera “menenangkan situasi yang meledak-ledak ini”.
Kebebasan beribadah
Namun, Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mengarahkan agar kunjungan orang Yahudi di sana “terus berlanjut, sambil menjaga ketertiban di lokasi tersebut”, katanya dalam sebuah pernyataan resmi setelah insiden tersebut.
Dalam pernyataan kedua setelah kecaman Wakaf dan PA, Naftali Bennett menekankan bahwa “kebebasan beribadah di Temple Mount akan sepenuhnya dipertahankan bagi umat Islam juga”, menunjuk pada festival Idul Adha yang akan datang.
Minggu juga menandai festival Yahudi Tisha B'Av, yang biasanya melihat peningkatan pengunjung Israel ke situs suci.
Baca Juga: Temui Erdogan, Presiden Palestina Minta Turki Berhenti Hasut Hamas
Media Israel melaporkan lebih dari 1.000 orang Israel berjalan melalui alun-alun Yerusalem.