Media Asing Soroti WNI Berbondong-bondong ke AS Demi Vaksin Covid-19

- 20 Juli 2021, 12:55 WIB
Ilustrasi. Media Asing asal Australia, ABC menyoroti banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggalkan Tanah Air menuju Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan vaksin Covid-19.*
Ilustrasi. Media Asing asal Australia, ABC menyoroti banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggalkan Tanah Air menuju Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan vaksin Covid-19.* /ANTARA/Fauzan

PR BEKASI – Salah satu media asing asal Australia, ABC menyoroti banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggalkan Tanah Air menuju Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut seperti tercantum dalam artikel berjudul “Indonesia is the new COVID epicentre, so some are heading to the US to skip the vaccine queue” yang dirilis pada Minggu, 18 Juli 2021.

Diketahui, para WNI tersebut melakukan perjalanan ke AS di tengah lonjakan kasus Covid-19 di tanah air guna mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Media Asing Soroti Maraknya Hoaks soal Obat Covid-19 di Indonesia

Salah satu WNI yang melakukan perjalanan ke AS untuk mendapatkan vaksin Covid-19 adalah Suli Razak.

Meski mengaku hanya berkunjung dari Indonesia hanya untuk mengunjungi anaknya yang bersekolah di negeri paman sam, dirinya diketahui telah menerima suntikan dosis kedua vaksin Pfizer di AS.

“Saya punya anak yang belajar di sini. Kami sudah membuat rencana untuk mengunjungi mereka, dan AS kebetulan menawarkan vaksin gratis Jadi saya berpikir mengapa kita tidak melakukan keduanya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC.

Baca Juga: Media Asing Soroti 'Orang-orang Baik' Indonesia Terlibat di Dapur Umum untuk Bantu Pasien Covid-19

Suli Razak hanyalah salah satu dari banyak WNI dan warga negara di Asia lainnya yang mendapatkan Covid-19 vaksin saat berlibur yang merupakan satu kesatuan paket wisata yang ditawarkan oleh para agen perjalanan.

Menanggapi berbagai isu miring yang muncul terkait vaksinasi di luar negeri, dirinya menolak gagasan yang mengatakan bahwa mendapatkan vaksin Covid-19 di luar negeri adalah hak istimewa orang kaya.

"Tidak ada yang salah dengan mendapatkan vaksinasi di luar negeri, semuanya kembali ke pendapat pribadi, saya kira," katanya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 di Indonesia Seperti Film Horor, Media Asing Sebut Pulau Jawa Berada di Ambang Kehancuran

Suli Razak mengatakan dirinya bukannya tidak ingin mendapatkan vaksin Covid-19 di Indonesia, akan tetapi dirinya mencoba mencari jalan pintas untuk segera melaksanakan vaksinasi.

"Kami tidak mengatakan kami tidak ingin divaksinasi di Indonesia. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga saya," katanya.

Dirinya bersama keluarganya juga berharap mendapatkan vaksin Covid-19 produksi Pfizer yang bila di Indonesia tidak diketahui waktunya kapan bisa mereka dapatkan.

Baca Juga: Indonesia Disorot Media Asing Atas Rekor Kematian 114 Dokter Akibat Covid-19 Per-Juli 2021

"Preferensi saya adalah Pfizer, tetapi kami tidak tahu kapan kami bisa mendapatkannya di Indonesia pada waktu itu sampai kami memiliki kesempatan ke AS," katanya.

Setelah mendapatkan vaksinasi, Suli Razak mengaku akan segera pulang kembali ke Indonesia dalam dua minggu ke depan.

Namun dia mengaku khawatir setelah melihat laporan bahwa Indonesia telah menyusul India menjadi episentrum baru penyebaran Coid-19 di Asia.

Baca Juga: Usir 3 Turis Asing karena Kedapatan Langgar Protokol Kesehatan, Bali Jadi Sorotan Media Asing

"Pada akhirnya, Indonesia adalah tanah air saya, saya harus kembali dan menghadapi kenyataan," katanya.

Seperti diketahui, sistem kesehatan Indonesia yang rapuh terus diliputi oleh gelombang kedua yang dipercepat oleh virus Covid-19 varian Delta.

Indonesia sendiri telah mencapai rekor harian lagi pada Kamis, 15 Juli 2021 dengan melaporkan 54.517 kasus baru dan 991 kematian dalam 24 jam.

Baca Juga: Indonesia Catat Rekor Kematian Tertinggi Akibat Covid-19, Proses Pemakaman Jadi Sorotan Media Asing

Angka-angka terbaru menunjukkan negara itu mencatat 54.000 infeksi dan 1.205 kematian dalam satu hari.

Tingkat kematian harian hingga sepuluh kali lipat dari angka yang terlihat pada awal Juni, tetapi data resmi secara luas diyakini sebagai angka yang sangat rendah karena tingkat pengujian yang rendah dan pelacakan kontak yang buruk.

Pemerintah Indonesia terutama mengandalkan Sinovac buatan China untuk peluncuran vaksinnya, termasuk untuk mengimunisasi petugas kesehatan, tetapi semakin banyak dari mereka yang divaksinasi jatuh sakit dan sekarat.

Baca Juga: Indonesia Tembus 2,6 Juta Kasus Infeksi Covid-19, Suplai Oksigen Jadi Sorotan Media Asing

Sinovac sendiri telah disetujui oleh WHO, yang mengatakan hasil kemanjuran menunjukkan itu mencegah penyakit simtomatik pada 51 persen dari mereka yang divaksinasi.

Setidaknya, sebanyak 434 dokter di Indonesia dilaporkan telah meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Hal tersebut menyebabkan lulusan muda kedokteran dan dokter magang direkrut ke garis depan perjuangan Covid-19 Indonesia.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x