Pandemi Covid-19 di Indonesia Seperti Film Horor, Media Asing Sebut Pulau Jawa Berada di Ambang Kehancuran

- 17 Juli 2021, 16:50 WIB
Salah satu media asing Australia menyoroti peningkatan infeksi Covid-19 di Indonesia dan menyebutnya seperti adegan di film horor.
Salah satu media asing Australia menyoroti peningkatan infeksi Covid-19 di Indonesia dan menyebutnya seperti adegan di film horor. /Reuters/Willy Kurniawan

PR BEKASI - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia masih menjadi bahan sorotan berbagai media asing di dunia.

Salah satu media asing yang menyoroti meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia adalah media Australia, The Australian.

Judul dari media asing Australia tersebut menyebut peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia diistilahkan sebagai neraka.

Baca Juga: Pemerintah Pasok 'Obat' Covid-19 Tanpa Bukti Ilmiah, Epidemiolog: Perlu Dihabiskan karena Terlanjur Dibeli

'Indonesia's Covid Hell Revealed', demikian tajuk yang mereka katakan untuk menyampaikan kabar perihal Covid-19 di Indonesia.

Dikatakan perlu waktu bertahun-tahun sampai akhirnya orang Australia dapat kembali berlibur ke Indonesia.

Sebab, mereka menyatakan Pulau Jawa Tengah berada diambang kehancuran akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jadi Biang Kerok Penular Covid-19 di Vietnam, Pria Ini Dihukum 18 Bulan Penjara

Indonesia sedang berjuang saat Covid-19 melanda negara kepulauan tersebut, seperti adegan suram yang ada di film horor.

Media asing itu dengan jelas memaparkan bahwa mayat orang meninggal menunggu penguburan darurat dan oksigen kelas medis telah habis.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Australian pada Sabtu, 17 Juli 2021, ditambah kondisi rumah sakit yang penuh sesak, sampai-sampai menolak pasien sakit dan sekarat.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Berbayar Mulai Agustus, Malaysia Jual Vaksin Sinovac dan Sinopharm Secara Komersial

Saat varian Delta 'mengamuk' di seluruh daerah Indonesia, tingkat infeksi harian mengalami peningkatan hingga 38.400 pada Jumat dan 852 kematian.

Naiknya lonjakan infeksi dari 25.000 kasus dalam sehari baru sepekan berselang, para ahli pandemi mempercayai jumlah yang lebih besar tak terdeteksi.

Selain itu, permasalahan lain juga disebutkan media asing itu, yakni langkanya fasilitas pengujian di luar ibu Kota Jakarta.

Baca Juga: Berita Hoaks Soal Vaksin Covid-19 Bertebaran, Joe Biden: Mereka Telah Membunuh Orang-orang

Dinyatakan adanya lonjakan dikaitkan dengan mudik Idul Fitri yang terjadi pada Mei lalu.

Meskipun pihak pemerintah telah melarang mudik dalam menit terakhir Ramadhan, tetapi jutaan orang memilih untuk kembali ke kampung halaman.

Akhir pekan lalu saja, sedikitnya 63 pasien di Yogyakarta yang meninggal di salah satu rumah sakit karena stok oksigen yang habis.

Pada Jumat, ada sepuluh ribu konsentrator oksigen yang datang dari Singapura untuk mengisi ketersediaan di rumah sakit, tak butuh waktu lama untuk habis.

Baca Juga: Selain Infeksi Manusia, Covid-19 Dilaporkan Telah Jangkit Sejumlah Hewan di Dunia

Hampir dalam satu malam, harga oksigen meningkat dua kali lipat dari sekitar 67 dollar Australia (Rp 718,770) menjadi 175 dollar Australia atau Rp1,87 juta.

Disebabkan kepanikan dari keluarga yang terinfeksi dan telah menunggu berjam-jam untuk mendapatkan oksigen.

Bahkan, harga obat cacing Ivermectin pun naik dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir baru-baru ini mengadakan konferensi pers menyatakan, jurnal medis terkemuka mendukung kemanjuran obat itu.

Baca Juga: Sempat Bebas Masker, 5 Negara Ini Malah Laporkan Peningkatan Kasus Covid-19 Varian Delta

“Kami ke depan dengan kapasitas produksi empat juta tablet sebulan, obat ini diharapkan bisa menjadi solusi mitigasi virus corona di Indonesia,” kata Thohir.

Bambang Harymurti, pakar urusan masyarakat yang berbasis di Jakarta, mengantisipasi pihak berwenang akan lakukan terhadap kios-kios yang menjual oksigen dan mengambil keuntungan tak masuk akal.

Media tersebut menyampaikan, tetangga dekat Australia sekarang menjadi titik nol Covid-19 di Asia Tenggara dengan adanya lebih dari 2,455 juta kasus dan setidaknya 64,700 kematian.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Australian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x