Rumah sakit pun kewalahan, sehingga pasien ditolak dan hanya 6 persen dari 270 juta penduduknya yang divaksinasi penuh.
Presiden Jokowi sekarang sedang dihadapi oleh pilihan, yaitu tetap dengan langkah-langkah terbatas yang diumumkan atau kurangi pembatasan dalam upaya melindungi mata pencaharian jutaan masyarakat Indonesia.
Minggu ini, salah satu menterinya mengatakan bahwa pembatasan saat ini akan diperpanjang hingga 2 Agustus, dan akan dilonggarkan setelahnya jika kasus terus turun.
"Ada keengganan untuk mengambil pil pahit dari membatasi bisnis," kata Mr Achmad Sukarsono selaku direktur asosiasi dan analis utama untuk Indonesia di Control Risks.
Baca Juga: Media Asing Soroti Biaya Kremasi Jenazah Covid-19 di Jakarta, Kartel-kartel Bikin Harga Meroket
"Indonesia tidak menggunakan pertimbangan khusus kesehatan sebagai alasan utama di balik kebijakannya. Ini lebih pada kelangsungan ekonomi, dan itu berasal dari banyak permintaan dari orang-orang di sekitar Presiden, banyak di antaranya memiliki bisnis atau terikat bisnis," katanya.
Pada Rabu, Arsjad Rasjid selaku ketua baru Kadin mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah dari 11 kelompok usaha yang mencakup seruan agar industri esensial beroperasi penuh, yaitu sektor non-esensial dibuka setengah kapasitas, dan bantuan untuk kedua pekerja dan bisnis.
"Tolong jangan mengambil keputusan yang membunuh bisnis atau ekonomi karena akan sangat mahal dan berbahaya bagi kehidupan sosial kita," kata Rasjid selaku presiden direktur perusahaan yang terdaftar PT Indika Energy.
"Kami memahami bahwa kesehatan sangat penting, tetapi kami tidak dapat menghentikan ekonomi sepenuhnya," katanya, melanjutkan.