Network
PR BEKASI - Media asing kembali soroti Indonesia dilema terkait hubungan ekonomi dan militer yang signifikan dengan China dan tekanan lebih lanjut untuk memodernisasi angkatan laut Indonesia.
Tekanan tersebut datang dari ambisi teritorial China di Laut China Selatan, yang menjadi pusat perselisihan yang telah lama memanas yang melibatkan negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
Meskipun Indonesia bukan penggugat dalam sengketa ini, namun tetap penting bagi negara untuk meningkatkan kehadiran dan pertahanannya di kawasan tersebut, seperti perairan di lepas pantai pulau-pulau utara Natuna.
“Kepulauan Natuna adalah pintu depan Indonesia dalam hal Laut Cina Selatan,” kata I Gusti Bagus Dharma Agastia selaku asisten profesor di Program Studi Hubungan Internasional President University, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari CNA pada Jumat, 6 Agustus 2021.
“Dalam kasus hipotesis dari konflik di Laut Cina Selatan, Kepulauan Natuna akan menjadi tempat beberapa pertempuran mungkin terjadi,” kata Agastia.
China juga telah mengklaim hak penangkapan ikan tradisional di Laut Natuna Utara.
Di mana dalam dekade terakhir telah menyaksikan serbuan terus-menerus oleh kapal penangkap ikan China dan Vietnam ke Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, yang saat ini tidak memiliki kapasitas untuk ditanggung oleh Angkatan Lautnya.
