Para perempuan juga diwajibkan untuk memakai burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki untuk pergi keluar.
Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban.
Sebelumnya, Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.
Namun, Popal mengaku skeptis dengan pernyataan dari Taliban tersebut dan mengkhawatirkan Afghanistan Kembali ke periode kegelapan seperti dahulu.
Baca Juga: Berhasil Kembali Kuasai Afghanistan, Berikut 4 Pimpinan Taliban Paling Berpengaruh
Menurutnya, sepak bola telah memungkinkan perempuan untuk mengambil sikap yang kuat untuk hak-hak mereka, dan untuk menentang mereka yang ingin mereka dibungkam.
" Mereka khawatir dan takut, tidak hanya para pemain, tetapi juga para aktivis, mereka tidak punya siapa-siapa untuk pergi, mencari perlindungan, meminta bantuan jika mereka dalam bahaya, Mereka takut sewaktu-waktu pintu rumah mereka akan diketuk" katanya.
"Apa yang kita lihat adalah sebuah negara runtuh. Semua kebanggaan, kebahagiaan berada di sana untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki di negara ini seperti disia-siakan," katanya.
Seorang juru bicara FIFA mengatakan pihaknya berbagi keprihatinan dan simpati dengan semua yang terkena dampak situasi yang berkembang di Afghanistan saat ini..