Pemimpin Anti-Taliban Ingin Lakukan Negosiasi, Ahmad Massoud: Kami Tidak Ingin Perang Pecah

- 23 Agustus 2021, 08:30 WIB
Ahmad Massoud, pemimpin anti-Taliban Afghanistan, mengatakan dia berharap untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban.
Ahmad Massoud, pemimpin anti-Taliban Afghanistan, mengatakan dia berharap untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban. /Reuters

PR BEKASI - Ahmad Massoud selaku pemimpin pos terdepan terakhir perlawanan anti-Taliban Afghanistan, mengatakan bahwa dia berharap untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban.

Tetapi dia juga mengatakan bahwa pasukannya siap untuk berperang jika negosiasi tidak berhasil.

"Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi," kata Ahmad Massoud, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News pada Senin, 23 Agustus 2021.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Perempuan Syiah Takut Jadi Budak Seks Taliban hingga Jokowi Beri Selamat kepada Ismail Sabri

Pernyataan tersebut disampaikan melalui sambungan telepon dari kubunya yang Anti-Taliban di lembah pegunungan Panjshir di barat laut Kabul,

Ahmad Massoud telah mengumpulkan pasukannya yang terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus, serta pejuang milisi lokal.

“Kami tidak ingin perang pecah,” katanya.

Ahmad Massoud merupakan putra dari Ahmad Shah Massoud, yaitu salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an.

Baca Juga: Kuasai Afghanistan, Taliban Berjanji Tak Akan Wajibkan Burqa bagi Perempuan

Dia mengatakan bahwa para pendukungnya siap berperang jika pasukan Taliban mencoba menyerang lembah itu.

“Mereka ingin membela, mereka ingin bertarung, mereka ingin melawan rezim totaliter mana pun,” kata Massoud.

Namun Massoud mengatakan bahwa dia tidak mengatur perebutan tiga distrik di provinsi utara Baghlan yang berbatasan dengan Panjshir pada minggu lalu.

Dia hanya mengatakan bahwa hal itu telah dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi lokal yang bereaksi terhadap kebrutalan di daerah tersebut.

Baca Juga: ARMY Afghanistan Harus Sembunyikan dan Bakar Album BTS: Saya Sangat Takut Taliban Datang

Massoud menyerukan pemerintah yang inklusif dan berbasis luas di Kabul yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan yang berbeda.

Serta mengatakan bahwa rezim totaliter tidak boleh diakui oleh masyarakat internasional.

Sementara untuk puing-puing kendaraan lapis baja Soviet yang masih memenuhi lembah menunjukkan betapa sulitnya Panjshir dikalahkan di masa lalu.

Tetapi banyak pengamat luar mempertanyakan, apakah pasukan Massoud akan mampu bertahan lama tanpa dukungan dari luar?.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, ARMY Afghanistan Terpaksa Sembunyikan hingga Bakar Album BTS

Massoud mengatakan bahwa pasukannya yang berjumlah lebih dari 6.000 akan membutuhkan dukungan internasional jika harus berperang.

“Ada banyak orang lain dari banyak provinsi lain yang mencari perlindungan di lembah Panjshir yang berdiri bersama kami dan yang tidak mau menerima identitas lain untuk Afghanistan,” katanya.

Namun dia juga mengatakan bahwa mereka tidak hanya datang dari Panjshir, sebuah wilayah Tajik berbahasa Persia yang lama berselisih dengan Pashtun yang membentuk inti dari gerakan Taliban.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x