Pada April, Arab Saudi melarang impor dan transit buah dan sayuran dari Lebanon setelah pihak berwenang menyita pil Captagon dalam jumlah besar yang disembunyikan dalam kiriman buah delima.
Baca Juga: Semarak Kehidupan Malam di Arab Saudi, Picu Meningkatnya Pendapatan Ekonomi
Sementara Otoritas bea cukai di Jeddah Islamic Port menyita lebih dari 7,8 juta pil.
“Produk Lebanon digunakan untuk menyelundupkan obat-obatan ke wilayah Kerajaan, baik melalui pengiriman yang ditujukan untuk pasar Saudi atau yang transit melalui Kerajaan dalam perjalanan mereka ke negara-negara tetangga,” SPA melaporkan.
SPA juga menambahkan bahwa produk yang paling umum digunakan untuk obat penyelundupan adalah buah-buahan dan sayur-sayuran.
"Pengiriman buah delima memasuki Lebanon secara bertahap melalui perbatasan Masnaa dengan Suriah sebelum diangkut ke Arab Saudi," kata sumber bea cukai Lebanon mengatakan kepada Arab News.
Sumber itu mengatakan bahwa negara-negara Teluk telah lama mengeluhkan operasi penyelundupan narkoba ke wilayah mereka dari Suriah melalui Lebanon.
Di sisi lain, Uni Emirat Arab, Oman dan Kuwait semuanya juga mendukung larangan Arab Saudi.
Menurut pejabat Lebanon, perdagangan buah dan sayuran Lebanon dengan Arab Saudi bernilai sekitar 24 juta dolar AS atau Rp342 miliar per tahun.