Khawatir Diserang China, Taiwan Gelar Latihan Perang Besar-besaran

- 16 September 2021, 09:02 WIB
Ilustrasi. Taiwan melaksanakan latihan perang dalam ancaman serangan China.
Ilustrasi. Taiwan melaksanakan latihan perang dalam ancaman serangan China. /Reuters

PR BEKASI – Taiwan dilaporkan telah memulai latihan perang yang akan berlangsung selama lima hari di tengah kekhawatiran serangan China.

Latihan perang yang rutin dilaksanakan setiap setahun sekali tersebut dilaksanakan di Hualien, Taiwan timur pada Rabu, 15 September 2021 saat negara itu bersiap untuk kemungkinan serangan China.

Diketahui, latihan tersebut melibatkan pesawat tempur Defensive Fighter buatan Taiwan, F-16V buatan AS, Mirage 2000-5 buatan Prancis, dan sebuah pesawat peringatan dini E-2K.

Baca Juga: China Kirim Pesawat Pengebom Berkemampuan Nuklir ke Wilayah Udara Taiwan, Situasi Makin Panas

Mereka mendarat di jalan raya yang terletak di dekat ladang di Jiangdong, untuk mensimulasikan apa yang akan terjadi jika pangkalan udara mereka menjadi sasaran perang pasukan China.

Ketegangan dan ancaman perang dari China telah meningkat karena Angkatan Udara China diketahui telah sering menerbangkan jet tempur ke arah Taiwan.

Para ahli telah mengakui bahwa latihan perang Taiwan tidak selalu merupakan prediksi perang.

Baca Juga: Menlu Taiwan Tuduh China Tiru Taliban, Berharap Negaranya Tak Jadi Tempat Kejahatan Manusia

Hal tersebut dikatakan oleh Ou Xifu, seorang peneliti di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional di Taiwan.

“Ini adalah jenis taktik zona abu-abu intimidasi militer. Ini seharusnya tidak mengarah pada perang,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 16 September 2021.

Perselisihan antara China yang berhaluan komunis Taiwan yang berhaluan demokratis itu diketahui telah berlangsung lama.

Baca Juga: Minta Taiwan Tak Percayai AS Pasca-Tragedi di Afghanistan, Menlu Naik Pitam: China Bermimpi Tiru Taliban

Diketahui, perselisihan tersebut berasal dari klaim bahwa negara pulau itu adalah bagian dari wilayah kedaulatan China.

Selama musim panas, jet tempur dan kapal tempur China melakukan latihan perang bersama hampir setiap hari di dekat Taiwan yang diklaim sangat penting untuk melindungi otoritasnya.

Pada Juni 2021 lalu, 28 jet militer dikirim oleh China ke wilayah udara Taiwan dalam salah satu serangan militer terbesar hingga saat ini.

Baca Juga: Cara Licik China di Olimpiade Tokyo 2020, Klaim Medali Hong Kong dan Taiwan agar Bisa Kalahkan AS

Taiwan sendiri diketahui dengan keras menentang reunifikasi antara mereka dengan pemerintahan China.

Presiden China, Xi Jinping telah menyatakan tujuannya untuk mencaplok Taiwan dengan menyarankan tidak ada ruang untuk segala bentuk kemerdekaan Taiwan dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuannya.

Dr Nick Bisley, dari Universitas La Trobe di Australia mengatakan: Xi Jinping telah membuat sinyal yang sangat umum dan sangat jelas yang mengatakan bahwa Taiwan bukanlah masalah yang akan diturunkan ke generasi berikutnya.

Taiwan juga telah terlibat dalam penjualan senjata senilai 750 juta dolar atau senilai Rp10 triliun baru-baru ini dengan AS dalam upaya untuk menahan apa yang AS lihat sebagai ekspansionisme China.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x