Militer yang dikenal memiliki kedekatan dengan kaos kuning kemudian melakukan kudeta terhadap pemerintahan Thaksin.
Pemilu yang digelar pada 23 Desember 2007, ternyata tidak memunculkan pemenang mayoritas meski partai sekutu mantan perdana menteri Thaksin meraih suara terbanyak.
Alhasil situasi politik Thailand tidak kunjung stabil, posisi perdana menteri dijabat oleh enam orang berbeda hingga pelaksanaan pemilu 2011.
Pada pemilu 3 Juli 2011, partai pimpinan Yingluck Sinawatra menjadi pemenang yang mengantarkan adik Thaksin Sinawatra itu menjadi perdana menteri.
Militer Thailand menyatakan menerima hasil pemilu tersebut, namun mereka kembali melakukan kudeta pada 22 Mei 2014.
Kudeta itu menandai kekuasaan panjang pemimpin militer Jendral Prayut Chan-o-cha, hingga saat ini.
Baca Juga: Viral! Wanita Ini Senam 'Ampun Bang Jago' dengan Latar Belakang Kudeta Militer Myanmar
Kekuasan yang baru mendapatkan legitimasi politik melalui pemilu 24 Maret 2019, ketika partai pro militer menjadi pemenang.
Sementara kelompok kaos merah terus meneriakkan perlawanan terhadap pemerintahan militer, karena dua pemimpin mereka, Shinawatra bersaudara, menjadi korban kudeta.