Pelaku memaksa mereka berhubungan seks agar korban bisa terus bekerja, mendapatkan upah atau mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Baca Juga: Pasukan Perdamaian RI Tewas di Kongo, Kaops PBB: Saya Mengutuk Keras Serangan Pengecut Ini
Sementara itu, beberapa mengatakan bahwa mereka telah dipecat karena menolak berhubungan seks.
Sedangkan korban lainnya tidak mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan bahkan setelah melakukan hubungan seks.
Diketahui bahwa penanganan wabah Ebola di Kongo berakhir setelah dua tahun dengan korban tewas lebih dari 2.200 orang.
Menanggapi peristiwa tersebut, Kongo dan lembaga bantuan lainnya berjanji untuk menyelidiki insiden seks.
Baca Juga: Anggota TNI Tewas dalam Serangan di Kongo, DK PBB Desak Pelaku Segera Diseret ke Meja Hijau
Mendengar kabar tersebut, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam keras peristiwa memalukan di Kongo ini.
Tedros Adhanom Ghebreyesus berjanji tidak menoleransi pelecehan seksual dan meminta maaf kepada para korban.
"Itu tidak bisa dimaafkan. Prioritas utama saya adalah memastikan bahwa para pelaku tidak dimaafkan tetapi dimintai pertanggungjawaban," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.