Qatar Kecewa Taliban Tak Izinkan Siswa Perempuan Afghanistan Lanjutkan Sekolah

- 1 Oktober 2021, 07:43 WIB
Ilustrasi. Taliban tak izinkan siswa perempuan Afghanistan lanjutkan sekolah
Ilustrasi. Taliban tak izinkan siswa perempuan Afghanistan lanjutkan sekolah /IANS News

PR BEKASI - Menlu Qatar Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan langkah Taliban pada pendidikan anak perempuan di Afghanistan sangat mengecewakan, dan merupakan langkah mundur.

Ia meminta kelompok Taliban untuk melihat Doha, Qatar tentang cara menjalankan sistem Islam.

Pernyataan Menlu Qatar ini mengacu pada penolakan Taliban untuk mengizinkan siswa sekolah menengah perempuan Afghanistan melanjutkan studi mereka.

Baca Juga: Pentagon Terkejut Tentara Afghanistan Dikalahkan Taliban dengan Cepat

Keputusan itu diambil Taliban tepat beberapa minggu setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan.

Hal itu diungkapkan Menlu Qatar pada konferensi pers para Kamis bersama dengan Joseph Borrell dari Uni eropa.

"Tindakan baru-baru ini yang telah kita lihat, sayangnya di Afghanistan, sangat mengecewakan melihat beberapa langkah mundur," katanya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Jumat, 1 Oktober 2021.

Baca Juga: Taliban Akan Terapkan Konstitusi Era Kerajaan di Afghanistan

Doha telah menjadi perantara utama di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS bulan lalu. Qatar juga membantu mengevakuasi ribuan orang asing dan Afghanistan.

“Kami perlu terus melibatkan mereka dan mendesak mereka untuk tidak mengambil tindakan seperti itu," kata Sheikh Mohammed.

"Dan kami juga telah mencoba untuk menunjukkan kepada Taliban bagaimana negara-negara Muslim dapat menjalankan hukum mereka, bagaimana mereka dapat menangani masalah-masalah perempuan."

Baca Juga: Janji Hormati Hukum yang Tak Melawan Islam, Taliban Akan Terapkan Konstitusi Era Monarki di Afghanistan

“Salah satu contohnya adalah Negara Qatar, yang merupakan negara Muslim; sistem kami adalah sistem Islam [tetapi] kami memiliki jumlah perempuan melebihi laki-laki dalam angkatan kerja, pemerintahan dan pendidikan tinggi," terangnya.

Taliban telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa pekan terakhir, termasuk secara terbuka mengikat jasad empat orang yang diduga penculik dari crane di Herat pekan lalu.

Mereka menampilkan tersangka penculikan yang tewas dalam baku tembak. Ini adalah hukuman publik paling terkenal sejak Taliban berkuasa bulan lalu.

Baca Juga: Serang Joe Biden Soal Sikap AS, Donald Trump: Taliban Bisa Dapatkan 150 Senjata Nuklir Karena Dia

Ini telah dilihat sebagai tanda bahwa Taliban akan mengadopsi langkah-langkah menakutkan yang serupa dengan aturan mereka sebelumnya dari tahun 1996 hingga 2001.

Taliban mengikuti interpretasi hukum Islam yang sangat ketat yang memisahkan laki-laki dan perempuan, dan juga memangkas akses perempuan untuk bekerja.

Sudah hampir dua minggu sejak anak perempuan dilarang pergi ke sekolah menengah, dan demonstrasi terisolasi yang dipimpin oleh perempuan telah pecah di seluruh Afghanistan dalam beberapa hari terakhir.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x